Membuat Pesan di Media Sosial Yang Optimal

Tanpa memandang jenis proses komunikasi, apakah itu komunikasi antara dua orang teman, komunikasi di depan ratusan orang secara publik, atau tweet 140 karakter, dan sebaigainya, semakin baik pesan yang bisa dikirimkan dalam proses diseminasi, semakin efektif pesan tersebut diterima. Berdasarkan aspek tersebut, pandangan terhadap kajian komunikasi yang lebih inklusif muncul dan hal ini menjadikan para pembuat strategi komunikasi di media sosial menyusun rencana aksi mereka dalam membuat pesan melalui media sosial.

Ada tiga langkah dalam memaksimalkan komunikasi antara pengirim dan penerima pesan media sosial?
  1. Pastikan kita tidak hanya menciptakan pesan media sosial berdasarkan tujuan dan sasaran kita sendiri. Melainkan menaruh perhatian pada problem konsumen. Contoh kasus bisa dibaca dari kasus Warby Parker [Bagaimana Men-"DISRUPT" Bisnis Melalui Media Sosial dan Strategi Yang Inovatif]. Warby Parker berhasil dengan baik mendefinisikan berbagai masalah yang dihadap oleh konsumen/audiens dan berhasil menyampaikan pesan-pesan melalui media sosial secara efektif.

Model Komunikasi Shannon-Weaver dan Proses Terjadinya Miskomunikasi

Model komuniasi Shannon-Weaver
Secara teoritis, pemahaman kita mengenai model-model komunikasi sudah berjalan melalui proses transformasi yang panjang selama 100 tahun belakangan ini. Transformasi dan trend ini adalah pedoman bagi konteks komunikasi yang baru muncul terutama di era digital dan media sosial. Model komunikasi Shannon-Weaver tahun 1947 seringkali digunakan sebagai fondasi bagi kebanyakan pengetahuan komunikasi dewasa ini. Model ini menidentifikasi delapan poin utama untuk transfer informasi, yaitu, sumber/pengirim, encoder, pesan, channel/saluran yang digunakan, decoder, penerima, noise/gangguan/distorsi/, dan feedback (lihat gambar di atas). Model ini juga menjelaskan bagaimana terjadinya miskomuniaski antara pengirim dan penerima pesan yang terutama terjadi di beberapa aspek yaitu:

Ciri-ciri Model Komunikasi Linier vs Transaksional

Dalam komunikasi massa, pandangan yang lebih bernuansa adalah bahwa peranan audiens dalam proses penerimaan komunikasi terbukti sangat diperlukan. Model-model komunikasi persuasif mulai mengintegrasikan interaksi antara pengirim dan penerima pesan. Hal ini berkisar antara model-model komunikasi linier (yaitu dimana informasi disalurkan dari pengirim ke penerima melalui proses step-by-step) hingga ke model komunikasi transaksional (yaitu dimana pertukaran informasi menjadi lebih cair dan kedua belah pihak antara pengirim dan penerima untuk saling berpartisipasi). Sangatlah penting untuk memahami perbedaan antara model-model tersebut untuk mempersuasi audiens dengan sebaik-baiknya untuk mencapai hasil-hasil perubahan perilaku yang diharapkan melalui pesan-pesan media sosial. Berikut di bawah ini adalah beberapa perbedaan ciri-ciri model komunikasi linier dan transaksional:

Tanya-jawab Singkat Tentang Ekspresi dan Statement dalam Konsep Bahasa Pemrograman

Berikut di bawah ini adalah tanya-jawab singkat tentang topik ekspresi dan statement dalam konsep bahasa pemrograman

Q: Apa yang dimaksud dengan ekspresi (expression)? Sebutkan beberapa contohnya!
A:
kumpulan/kombinasi dari operand, operator, variable, konstanta, fungsi yang yang diproses bahasa pemrograman untuk mengembalikan suatu nilai.
Contoh:
- 2 + 3 * 4
- y + 6
- 4 != 4
Q: Sebutkan beberapa  kategori ekspresi (expression)! Dan contohnya!
A:
- ekspresi aritmatika (arithmetic expression). contoh: 6 + 8;
- eksprise relasional (relational expressions). contoh: (x  == y)
- ekspresi boolean (boolean expression). contoh: ( x && y)

Membangun Komunitas Online


Tidak perlu terobesesi dengan fans/follower yang banyak

Bagi seorang praktisi marketing, ketika mentargetkan konsumen dan membangun komunitas online, tidaklah perlu untuk terlalu terobsesi dengan memiliki jumlah fans atau follower yang banyak. 

Jadi, saat kita mulai menetapkan target konsumen secara online, sebaiknya kita pastikan bahwa kita tidak terlalu terobsesi dengan penggemar atau pengikut yang jumlahnya banyak (meskipun banyak juga baik dan tidak salah). Tujuan pemasaran/marketing melalui media sosial bukanlah menjadi orang/sesuatu yang terpopuler di arena media sosial. Lebih baik memiliki anggota yang lebih sedikit tetapi memiliki ikatan emosional daripada memiliki ribuan orang yang tidak mengidentifikasi dirinya dengan produk kita. Sangatlah mudah untuk mendapatkan anggota secara online. Ada banyak situs yang bisa kita kunjungi, dan kemudian kita membayar sejumlah uang, dan jumlah member kita akan bertambah tergantung pada jumlah uang yang dibayarkan. Namun, apa yang sebenarnya yang dilakukan aktivitas seperti ini untuk tujuan bisnis dan organisasi/perusahaan kita?

Salah satu indikator kedekatan hubungan yang paling signifikan di antara manusia adalah keterbukaan diri. Semakin bersedia audiens/orang menjadi lebih terbuka dan mengungkapkan hal/informasi yang bersifat lebih pribadi, semakin dekat pihak/orang tersebut merasakan kedekatan hubungan tersebut. Oleh karena itu, kita harus menyediakan ruang untuk dialog yang cukup aman sehingga anggota komunitas merasa aman untuk berbagi dan mengungkapkan diri. 

Memaksimalkan "sense of community" dari suatu komunitas

Bagaimana Men-"DISRUPT" Bisnis Melalui Media Sosial dan Strategi Yang Inovatif

Gambar: Duckworth frame by Warby Parker
License: CC By: Mollyyoung

Bagaimana men-"DISRUPT" bisnis tradisional yang sudah mapan melalui media sosial dan strategi bisnis yang inovatif? Berikut di bawah ini adalah studi kasus dari Warby Parker.

Studi Kasus: Warby Parker

Pada tahun 2010, beberapa orang yang berteman sekelas di Wharton School of the University of Pennsylvania, Neil Blumenthal, Andrew Hunt, David Gilboa, dan Jeffrey Raider, merasa tidak puas dengan berbagai pilihan yang tersedia untuk orang-orang yang membutuhkan resep kacamata. Biaya lensa dan frame sangat mahal; Para dokter mata mensyaratkan appoinment terlebih dahulu untuk cek mata; dan perjalanan ke toko optik untuk mencoba frame mungkin saja terlalu jauh, terutama untuk orang-orang yang tingggal di pedesaan. Cara tradisional dalam menjalankan bisnis seperti ini tidak cocok untuk semua orang. Sementara itu sangatlah sulit mengubah perilaku pelanggan yang terbiasa membeli dengan cara tertentu, sehingga orang-orang yang berteman sekelas tadi memutuskan untuk mencoba men-'disrupt' pasar dengan strategi yang inovatif. Melalui investasi kecil program awal senilai $2500, mereka meluncurkan Warby Parker, suatu merek baru dan cara baru dalam menjual resep kacamata dan kacamata hitam (Warby Parker, 2015).