Skip to main content

Siklus Konversi - Sistem Batch Processing (Ch. 7)

DFD pada gambar 7-2 menyajikan overview konseptual mengenai sistem batch processing yang terdiri dari empat proses dasar: merencanakan dan mengendalikan produksi, melakukan aktivitas-aktivitas produksi, menjaga pengendalian inventori, dan melakukan akuntansi biaya. Seperti pada bab-bab sebelumnya, diskusi mengenai sistem konseptual adalah bersifat netral terhadap teknologi. Tugas-tugas dalam bagian ini bisa dilkaukan baik secara manual maupun secara komputerisasi.
Gambar tersebut juga menggambarkan aliran informasi primer (dokumen-dokumen) yang mengintegrasikan semua aktivitas-aktivitas tadi dan menghubungkannya ke sistem-sistem dan siklus-siklus yang lain. Selain itu, berbagai macam jenis dokumen tersebut juga dianggap netral terhadap teknologi dan bisa berupa hardcopy maupun digital. Kita mulai pelajaran kita mengenai batch processing dengan mereview maksud dan isi dari berbagai macam dokumen tadi.

Dokumen-dokumen dalam sistem batch processing
  • Suatu proses manufaktur seperti terlihat dalam gambar 7-2, bisa dipicu oleh order penjualan dari siklus pendapatan atau oleh prediksi penjualan yang diberikan oleh sistem marketing. Dalam diskusi ini kita akan mengambil contoh yang kedua. Prediksi penjualan menunjukkan kebutuhan barang jadi yang diharapkan oleh perusahaan dalam rentang waktu tertentu. Pada beberapa perusahaan, marketing bisa saja memberikan prediksi kebutuhan produk tahunan. Beberapa perusahaan dengan penjualan musiman, prediksi biasanya untuk perioda waktu yang lebih pendek (tiga bulanan atau bulanan) dan bisa direvisi seiring dengan kondisi ekonomi.
  • Production schedule (jadwal produksi) adalah rencana formal dan wewenang untuk memulai produksi. Dokumen tersebut menjelaskan produk-produk tertentu yang akan dibuat, jumlah yang akan diproduksi dalam setiap batch (kelompok), dan tabel waktu mulai dari awal hingga selesai produksi. Gambar 7-3 adalah contoh dari jadwal produksi.
  • Bill of materials (BOM), contohnya adalah seperti pada gambar 7-4, yaitu menentukan jenis dan kuantitas bahan mentah dan subassembly yang digunakan untuk memproduksi satu unit barang jadi. Permintaan bahan mentah untuk keseluruhan dalam satu batch ditentukan dengan cara mengalikan BOM dengan jumlah item dalam satu batch. 
  • Route sheet, seperti dicontohkan dalam gambar 7-5, menunjukkan jalur produksi yang harus diikuti oleh produk dalam batch tertentu selama proses manufaktur/produksi. Secara konseptual mirip dengan BOM. Dimana BOM mengatur permintaan material/bahan baku, sementara route sheet mengatur urutan pengerjaan (machining atau assembly) dan waktu standard yang dialokasikan untuk setiap tugas. 
  • Work order (atau production order  – urutan pekerjaan atau urutan produksi) diturunkan dari BOM dan route sheet untuk mengatur material dan proses produksi (machining, assembly, dsb) pada setiap batch. Dokumen-dokumen ini, bersama dengan move tickets (dijelaskan berikutnya), mengawali proses manufaktur dalam departemen produksi. Gambar 7-6 adalah contoh work order.

  • Move ticket, seperti ditunjukkan dalam gambar 7-7, mencatat pekerjaan yang dilakukan di setiap work center dan memberikan kewenangan perpindahan aktivitas atau batch dari satu work center ke berikutnya.                                                      
  •        
  • Materials requisition memberikan kewenangan ke penjaga barang/material untuk mengeluarkan material (dan subassembly) ke individu atau ke work center dalam proses produksi. Dokumen ini biasanya hanya menentukan kuantitas standard. Permintaan material yang melebihi standard perlu dokumen permintaan yang terpisah yang bisa diidentifikasi secara eksplisit sebagai permintaan material berlebih. Hal ini akan memungkinkan pengendalian yang lebih ketat selama proses produksi dengan menekankan adanya penggunaan material yang berlebih. Dalam beberapa kasus proses produksi jumlah material yang digunakan kurang dari jumlah standard. Ketika ini terjadi, work center mengembalikan material yang tidak digunakan ke ruang penyimpanan material disertai dengan dokumen pengembalian material (material return ticket). Gambar 7-8 memberikan gambaran format untuk ketiga maksud tersebut. 


Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Pengertian Binding dalam Bahasa Pemrograman dan Kapan Terjadinya

Binding dimaksudkan sebagai pengikatan (association) antara suatu entity dengan atributnya, misalnya binding/pengikatan antara suatu variable dengan tipe datanya atau dengan nilainya, atau dapat juga antara suatu operasi dengan simbol, misalnya simbol + dikenali sebagai operasi penjumlahan atau simbol ^ dikenali sebagai operasi pangkat, dll.  Peristiwa binding dan kapan terjadinya binding (biasanya disebut dengan binding time ) berperan penting dalam membicarakan semantics suatu bahasa pemrograman. Beberapa kemungkinan binding time adalah:

Latihan Soal Jawab Matematika Diskrit

Berikut di bawah ini adalah latihan soal jawab untuk matematika diskrit dengan topik-topik: Pernyataan Logika Circuits dan Ekspresi Boolean Argumen (valid/tidak valid) Teori Himpunan Permutasi Fungsi --o0o-- Pernyataan Logika 1. Buatlah tabel kebenaran untuk menentukan yang mana tautology dan yang mana contradiction dalam pernyataan logika (a) dan (b) di bawah ini: a. (p ∧ q) ∨ (∼p ∨ (p ∧ ∼q)) b.  (p ∧ ∼q) ∧ (∼p ∨ q)

Contoh proses normalisasi relasi dari UNF – 1NF – 2NF – dan 3NF

Dalam posting tulisan tentang: “Tujuan dan Manfaat Normalisasi dalam Perancangan Database” , kita sudah mempelajari tentang: “Apa itu normalisasi” dan “Mengapa kita perlu melakukan normalisasi”. Kedua pertanyaan itu sudah terjawab dalam tulisan tersebut.  Kemudian dalam posting tulisan tentang: “Konsep Ketergantungan Fungsional, Normalisasi, dan Identifikasi Primary Key dalam Perancangan Sistem Database” , kita sudah mempelajari suatu konsep penting yang digunakan untuk melakukan normalisasi, yaitu konsep ketergantungan fungsional yang terdiri dari ketergantungan penuh, ketergantungan parsial atau sebagian, dan ketergantungan transitif. Proses normalisasi pertama-tama dilakukan dengan mengidentifikasi adanya ketergantungan-ketergantungan tersebut dalam relasi-relasi dan kemudian menghilangkannya. Cara melakukan normalisasi, mengidentifikasi berbagai macam ketergantungan, dan menghilangkan ketergantungan pada relasi-relasi bisa dipelajari ulang dalam postingan tulisan di at