Hampir 200 milyar pesan elektronik yang beredar tiap harinya adalah spam alias "pesan sampah". Jumlah ini setara dengan hampir 90 persen dari email seluruh dunia. Dan Amerika Serikat menjadi negara asal spam terbesar dengan sumbangan 17,2 persen. Demikian laporan hasil evaluasi tahun 2008 Cisco, perusahaan jaringan untuk internet.
Sementara, negara lain yang juga menjadi asal spam adalah Turki (9,2 persen), Rusia (8 persen), Kanada (4,7 persen), Brazil (4,1 persen), India (3,5 persen), Polandia (3,4 persen), Korea Selatan (3,3 persen) serta Jerman dan Inggris (masing-masing (2,9 persen).
Patrick Peterson, Fellow dan Chief Security Researcher Cisco melihat perkembangan ini seiring ditemukannya cara-cara baru melakukan kejahatan terhadap jaringan dan Internet. "Organisasi bisa mengurangi resiko spam ini dengan menyempurnakan kendali akses dan menambal kerentanan yang ada untuk menghilangkan peluang bagi penjahat memasuki infrastruktur jaringan. Caranya bisa melalui upgrade aplikasi, sistem endpoint dan perangkat jaringannya," terang Patrick dalam berita persnya di Jakarta, Kamis (5/3).
Sistem endpoint adalah proteksi pada perangkat teknologi terakhir, seperti komputer pribadi, flasdisk atau bisa dalam bentuk handphone.
kompas.com
Comments
Post a Comment