BSC (Balanced Scorecard) bertemu dengan Six Sigma
Suatu buku yang ditulis oleh Praveen Gupta (2006) yang berjudul ‘Six Sigma Business Scorecard’ memberikan ringkasan perbedaan antara methodologi balanced scorecard dan Six Sigma. Ringkasan ini ada pada tabel di bawah ini. Secara sekilas, BSC berfokus pada memperbaiki strategi, sementara Six Sigma berfokus pada memperbaiki proses. [Baca juga: Methodologi-methodologi dalam BPM]
Perbandingan antara Balanced Scorecard dan Six Sigma
|
|
Balanced Scorecard
|
Six Sigma
|
Sistem manajemen strategi
|
Sistem pengukuran performance (kinerja)
|
Berkaitan dengan pandangan jangka panjang bisnis
|
Memberikan snapshot kinerja bisnis dan mengidentifikasi berbagai
macam ukuran yang mendorong kinerja terhadap profitabilitas
|
Didesain untuk mengembangkan sekumpulan ukuran yang seimbang
|
Didesain untuk mengidentifikasi sekumpulan pengukuran yang berdampak
pada profitabilitas
|
Mengidentifikasi pengukuran diseputar visi dan values
|
Menetapkan akuntabilitas untuk leadership bagi kekuatan/ketangguhan
dan profitabilitas
|
Proses-proses manajemen yang kritikal adalah menjelaskan visi/strategi,
mengkomunikasikan, merencanakan, menetapkan target, menyelaraskan
sasaran-sasaran strategis, dan meningkatkan feedback
|
Meliputi semua proses bisnis, manajemen dan operasional
|
Menyeimbangkan antara customer dan internal operations tanpa peran
leadership yang didefinisikan dengan jelas
|
Menyeimbangkan peran manajemen dan karyawan; menyeimbangkan antara
cost dan revenue dari berbagai proses yan gmenjadi titik berat
|
Menekankan target pada setiap pengukuran
|
Menekankan laju perbaikan yang agresif pada setiap pengukuran; tidak peduli pada target
|
Menekankan proses pembelajaran eksekutif berdasarkan feedback
|
Menekankan proses belajar dan inovasi pada semua level berdasarkan
pada proses feedback. Meminta partisipasi seluruh karyawan.
|
Berfokus pada pertumbuhan
|
Berfokus pada memaksimalkan profitabilitas
|
Lebih menitikberatkan pada konten strategi
|
Lebih menitikberatkan pada eksekusi untuk profitabilitas
|
Sistem manajemen yang terdiri dari ukuran-ukuran
|
Sistem manajemen yang berdasarkan manajemen proses
|
Karena perbedaan itu, kebanyakan perusahaan memperlakukan penerapan BSC dan Six Sigma mereka sebagai inisiatif yang terpisah. Namun demikian, menurut Stan Elbaum, senior vice president riset di Aberdeen Group di Boston, ini adalah program komplementer (saling melengkapi). Manfaat rill dari masing-masing tidak bisa didapatkan kecuali keduanya diintegrasikan. Pendekatan BSC mendorong perusahaan untuk mengetahui secara cepat dan akurat mengenai berbagai kelemahan performa yang vital dan membuka berbagai peluang untuk peningkatan dan pertumbuhan. Yang sangat sulit untuk dilakukan oleh BSC adalah menunjukkan bagaimana memperbaiki problem-problem performa. Sebaliknya, berbagai project Six Sigma seringkali terlihat tak berdaya karena team-team project “mementalkanseluruh organisasi dengan mencari berbagai kelemahan performa atau memfokuskan perhatian pada area-area dimana improvement akan hanya menghasilkan return yang kecil”. Kedua methodologi tersebut saling melengkapi karena BSC memberikan konteks strategi untuk berbagai inisiatif improvement yang telah ditargetkan dan Six Sigma bisa menggali penyebab-penyebab yang menyebabkan kegagalan performa dan memberikan solusi untuk mendekatkan perbedaan antara target dan hasil.
Beberapa waktu yang lalu, suatu survey dari berbagai perusahaan yang mengadopsi program-program BSC atau Six Sigma mengungkapkan bahwa hampir setengah dari program-program itu gagal untuk balik modal dalam 3 tahun pertama semenjak dilaksanakan tetapi perusahaan-perusahaan yang berhasil mengadopsinya telah berhasil mencapai keuntungan finansial yang sangat substansial. Perusahaan-perusahaan yang mendapatkan return net yang terbesar adalah perusahaan yang menemukan cara dalam mengintegrasikan kedua metode tersebut. Integrasi dicapai dengan melakukan hal-hal berikut:
- Menterjemahkan strategy menjadi tujuan-tujuan yang dapat dikuantifikasi. Hal ini dilakukan dengan memetakan strategi dan dengan menggunakan scorecard untuk memonitor metrik-metrik terkait.
- Mengalirkan berbagai tujuan ke seluruh organisasi. Perusahaan memecah-mecah berbagai macam tujuan di level enterprise menjadi berbagai macam tujuan operasional di level bawah dengan menerapkan penalaran kausal yang mendasari Six Sigma.
- Menetapkan berbagai macam target berdasarkan pada suara pelanggan. Perusahaan menggunakan BSC dan Six Sigma secara bersamaan untuk memastikan bahwa target-target operasional akan berdampak secara langsung pada ekspektasi pelanggan.
- Menerapkan berbagai macam project strategis dengan menggunakan Six Sigma. Perusahaan menggunakan Six Sigma untuk mendorong perbaikan dalam kualitas produk dan proses.
- Melaksanakan berbagai macam proses dengan cara yang konsisten dalam memberikan hasil. Perusahaan memandang organisasi dari perspektif proses. Six Sigma digunakan untuk mengontrol kelemahan proses, dan ukuran-ukuran proses dimasukkan dalam BSC.
Artikel Terkait BPM:
- 1. Business Performance Management vs Business Intelligence
- 2. Membuat Strategi
- 3. Perencanaan
- 4. Pengawasan Kinerja
- 5. Penyesuaian
- 6. Pengukuran Kinerja
- 7a. Methodologi-methodologi dalam BPM
- 7b. Six Sigma
- 8. Teknologi dan Penerapan BPM
- 9. Dashboards vs Scorecards
- Just Insight: Kombinasi BSC & Six Sigma
Comments
Post a Comment