Skip to main content

Review Topik Pengambilan Keputusan: Fase Intelijence

1. Apa perbedaan antara suatu 'problem/masalah' dan apa yang dimaksud dengan 'gejala'-nya?

Masalah/problem muncul dari ketidakpuasan bersama dengan bagaimana/cara suatu hal tersebut berlangsung. Jadi masalah/problem adalah hasil dari suatu perbedaan atau kesenjangan antara apa yang kita inginkan dan apa yang terjadi. Gejala adalah bagaimana masalah memanifestasikan dirinya.
Suatu contoh yang sudah familiar adalah suhu tinggi (gejala) dan penyakit (masalah). Gejala ini diperlukan untuk mendiagnosa dan mengobati penyakitnya. Mencoba untuk meredakan suhu bisa berhasil apabila penyakit ini adalah salah satu penyakit yang bisa disembuhkan melalui daya tahan tubuh, tapi, bisa jadi menjadi bencana bila dalam situasi yang berbeda.
Contoh bisnis: harga tinggi (masalah) dan tingkat persediaan yang tidak terjual tinggi (gejala). Contoh lain adalah simpangan kualitas dalam produk (gejala) dan kalibrasi yang buruk atau peralatan manufaktur yang sudah tua (masalah).

2. Mengapa penting untuk mengklasifikasikan masalah/problem?

Mengklasifikasikan masalah memungkinkan pengambil keputusan untuk menggunakan berbagao macam tools yang telah dikembangkan untuk menangani masalah dalam kategori itu, bahkan mungkin termasuk pendekatan solusi yang standar.

3. Apa yang dimaksud dengan dekomposisi masalah/problem?

Dekomposisi masalah/problem berarti memecah-mecah masalah/problem yang kompleks menjadi masalah-masalah yang lebih kecil (subproblems). Hal ini membantu memecahkan masalah karena masalah yang lebih kecil mungkin lebih sederhana untuk dipecahkan; beberapa masalah kecil mungkin adalah masalah yang terstruktur, sehingga bisa memudahkan solusi masalah-masalah kecil tersebut, meskipun secara keseluruhan masalah mungkin tidak; dengan memecahkan masalah-masalah yang kecil dan mudah tersebut memungkinkan pengambil keputusan untuk memusatkan perhatian mereka pada bagian-bagian yang sulit yang tersisa; dan dekomposisi bisa membantu komunikasi di antara para pembuat keputusan.

4. Mengapa mendefinisikan kepemilikan suatu masalah sangat penting dalam proses pengambilan keputusan?

Kepemilikan suatu masalah berarti memiliki kewenangan, dan mengambil tanggung jawab, terhadap pemecahan masalah tersebut. Kurangnya definisi terhadap kepemilikan masalah berarti bahwa seseorang tidak melakukan pekerjaan-nya, atau bahwa masalah yang sedang dihadapi belum diidentifikasi kepemilikannya. Dalam kedua kasus seperti itu, masalah tidak dapat diselesaikan sampai ada seseorang memiliki masalah itu.

Daftar link terkait topik 'Decision Making, Systems, Modeling, and Support':

Comments

Popular posts from this blog

Pengertian Binding dalam Bahasa Pemrograman dan Kapan Terjadinya

Binding dimaksudkan sebagai pengikatan (association) antara suatu entity dengan atributnya, misalnya binding/pengikatan antara suatu variable dengan tipe datanya atau dengan nilainya, atau dapat juga antara suatu operasi dengan simbol, misalnya simbol + dikenali sebagai operasi penjumlahan atau simbol ^ dikenali sebagai operasi pangkat, dll.  Peristiwa binding dan kapan terjadinya binding (biasanya disebut dengan binding time ) berperan penting dalam membicarakan semantics suatu bahasa pemrograman. Beberapa kemungkinan binding time adalah:

Latihan Soal Jawab Matematika Diskrit

Berikut di bawah ini adalah latihan soal jawab untuk matematika diskrit dengan topik-topik: Pernyataan Logika Circuits dan Ekspresi Boolean Argumen (valid/tidak valid) Teori Himpunan Permutasi Fungsi --o0o-- Pernyataan Logika 1. Buatlah tabel kebenaran untuk menentukan yang mana tautology dan yang mana contradiction dalam pernyataan logika (a) dan (b) di bawah ini: a. (p ∧ q) ∨ (∼p ∨ (p ∧ ∼q)) b.  (p ∧ ∼q) ∧ (∼p ∨ q)

Contoh proses normalisasi relasi dari UNF – 1NF – 2NF – dan 3NF

Dalam posting tulisan tentang: “Tujuan dan Manfaat Normalisasi dalam Perancangan Database” , kita sudah mempelajari tentang: “Apa itu normalisasi” dan “Mengapa kita perlu melakukan normalisasi”. Kedua pertanyaan itu sudah terjawab dalam tulisan tersebut.  Kemudian dalam posting tulisan tentang: “Konsep Ketergantungan Fungsional, Normalisasi, dan Identifikasi Primary Key dalam Perancangan Sistem Database” , kita sudah mempelajari suatu konsep penting yang digunakan untuk melakukan normalisasi, yaitu konsep ketergantungan fungsional yang terdiri dari ketergantungan penuh, ketergantungan parsial atau sebagian, dan ketergantungan transitif. Proses normalisasi pertama-tama dilakukan dengan mengidentifikasi adanya ketergantungan-ketergantungan tersebut dalam relasi-relasi dan kemudian menghilangkannya. Cara melakukan normalisasi, mengidentifikasi berbagai macam ketergantungan, dan menghilangkan ketergantungan pada relasi-relasi bisa dipelajari ulang dalam postingan tulisan d...