Skip to main content

Perbedaan Antara Sistem Database Operational vs Data Warehouse

Banyak orang yang sudah familiar dengan berbagai sistem database relational, jadi untuk memahami tentang apa itu data warehouse, cara yang paling mudah adalah dengan membandingkan antara kedua jenis sistem ini.

Tugas utama sistem database operasional adalah untuk melakukan pemrosesan query dan transaksi secara online (online = database dalam kondisi aktif). Sistem-sistem seperti ini disebut dengan sistem-sistem 'On-Line Transactional Processing' (OLTP), yang artinya secara harafiah digunakan untuk memroses transaksi. Sistem-sistem ini pada umumnya meng-cover operasi sehari-hari suatu organisasi seperti pembelian, inventori, manufaktur, perbankan, penggajian, registrasi/pendaftaran, akuntansi, dsb, dsb. [Baca juga: topik-topik terkait database disini]

Sistem-sistem data warehouse, sebaliknya, melayani para pengguna pengetahuan (insight) atau biasa juga disebut 'knowledge workers', yaitu orang-orang yang menganalisa data untuk mendukung proses pengambilan suatu keputusan. Sistem-sistem seperti ini mengorganisasi dan menyajikan data dengan berbagai macam format untuk menampung berbagai macam kebutuhan para pengguna yang berbeda-beda. Sistem-sistem seperti ini disebut dengan 'On-Line Analytical Processing' (OLAP), yang secara harafiah artinya digunakan untuk memroses analisa. [Baca juga: topik-topik terkait data warehouse disini]

Perbedaan utama fitur-fitur antara OLTP (database) dan OLAP (data warehouse) kurang lebih diringkas seperti berikut:
  • Pengguna dan Orientasi Sistem: 
    • Sistem OLTP (database) adalah 'customer-oriented' (berorientasi pelanggan) dan digunakan untuk pemrosesan query dan transaksi oleh para klerk (pramuniaga, kasir, dsb), klien, dan para profesional IT. 
    • Sistem OLAP (data warehouse) adalah 'market-oriented' (berorientasi pasar) dan digunakan untuk analisa data oleh para 'knowledge workers' (orang-orang yang menganilsa data untuk menemukan insight/pengetahuan) termasuk para manajer, eksekutif, dan para analis data.
  • Konten data: 
    • Sistem OLTP me-manage data saat ini, yang pada dasarnya, terlalu detil untuk digunakan secara mudah untuk proses mengambil keputusan. 
    • Sistem OLAP me-manage data historis yang jumlahnya sangat besar, menyediakan berbagai fasilitas untuk 'summarization' dan 'aggregation' (misalnya menjumlah total penjualan dan mengombinasikan penjualan per tahun per area, dsb, dsb), dan menyimpan dan me-manage informasi pada tingkat granularitas yang berbeda-beda. Fitur-fitur inilah yang membuat data lebih mudah digunakan untuk proses pembuatan keputusan.
  • Desain database: 
    • Sistem OLTP biasanya mengadopsi pemodelan data 'entity-relationship' (ER) dan desain database berorientasi aplikasi (application-oriented). 
    • Sistem OLAP biasanya mengadopsi pemodelan 'star' atau 'snowflake' dan desain database berorientasi subject (subject-oriented; subject = misalnya, penjualan, produk, dsb, dsb, bukan transaksi).
  • View: 
    • Sistem OLTP fokus utamanya pada data saat ini di dalam suatu perusahaan/enterprise atau departemen, tanpa mengacu ke data historis atau data di organisasi lainnya. 
    • Sebaliknya, sistem OLAP seringkali menjangkau berbagai versi skema database, karena proses evolusioner dari suatu organisasi. Sistem OLAP juga berkaitan dengan informasi yang berasal dari organisasi yang berbeda, yang meng-integrasikan dari banyak tempat penyimpanan data. Karena volumenya yang sangat besar, data OLAP disimpan pada beberapa media penyimpanan.
  • Pola akses: 
    • Pola akses sistem OLTP utamanya terdiri dari transaksi atomik yang pendek. Sistem sepeti ini memerlukan mekanisme 'concurency control' dan 'recovery'. 
    • Tetapi, akses ke sistem OLAP kebanyakan adalah operasi yang 'read-only' (karena sebagaian besar data warehouse menyimpan data historis dibanding data terbaru), meskipun kebanyakan bisa berupa query-query yang kompleks.
Fitur-fitur lainnya yang membedakan antara sistem-sistem OLTP vs OLAP meliputi size database, frekwensi operasi, dan metrik-metrik kinerja, diringkas dalam tabel berikut ini:

Fitur
OLTP
OLAP
Karakteristik
Pemrosesan operasional
Pemrosesan informasional
Orientasi
Transaksi
Analisa
Pengguna
Klerk (kasir, pramuniaga, dll), DBA, professional database
Knowledge worker (misalnya, manager, eksekutif, analis data)
Fungsi
Operasinal sehari-hari
Untuk kebutuhan infomasi jangka panjang untuk pendukung keputusan
Desain DB
Berbasis ER, berorientasi aplikasi
Skema star/snowflake, historis berorientasi subjek, akurasi yang di-maintain sepanjang waktu
Summarization
Primitif, sangat mendetil
ter-summarisasi, terkonsolidasi
View
Mendetil, relational
tersummarisasi, multidimensi
Unit kerja
Pendek, transaksi sederhana
Query yang kompleks
Akses
Read/write
Pada umumnya ‘read’
Fokus
Data masuk
Informasi keluar
Operasi
Index/hash pada ‘primary key’
Banyak ‘scan/pemindaian/cek’
Jumlah ‘record’ yang di akses
Puluhan
Jutaan
Jumlah pengguna
Ribuan
Ratusan
Ukuran DB
GB atau lebih
>= TB
Prioritas
Performa/kinerja dan availibilitas yang tinggi
Fleksibilitas yang tinggi, otonomi pengguna
Metrik
Transaction throughput (kecepatan transaksi)
Query throughput (kecepatan query)  dan response time (kecepatan respon)

Post artikel terkait:

Comments

Popular posts from this blog

Pengertian Binding dalam Bahasa Pemrograman dan Kapan Terjadinya

Binding dimaksudkan sebagai pengikatan (association) antara suatu entity dengan atributnya, misalnya binding/pengikatan antara suatu variable dengan tipe datanya atau dengan nilainya, atau dapat juga antara suatu operasi dengan simbol, misalnya simbol + dikenali sebagai operasi penjumlahan atau simbol ^ dikenali sebagai operasi pangkat, dll.  Peristiwa binding dan kapan terjadinya binding (biasanya disebut dengan binding time ) berperan penting dalam membicarakan semantics suatu bahasa pemrograman. Beberapa kemungkinan binding time adalah:

Latihan Soal Jawab Matematika Diskrit

Berikut di bawah ini adalah latihan soal jawab untuk matematika diskrit dengan topik-topik: Pernyataan Logika Circuits dan Ekspresi Boolean Argumen (valid/tidak valid) Teori Himpunan Permutasi Fungsi --o0o-- Pernyataan Logika 1. Buatlah tabel kebenaran untuk menentukan yang mana tautology dan yang mana contradiction dalam pernyataan logika (a) dan (b) di bawah ini: a. (p ∧ q) ∨ (∼p ∨ (p ∧ ∼q)) b.  (p ∧ ∼q) ∧ (∼p ∨ q)

Contoh proses normalisasi relasi dari UNF – 1NF – 2NF – dan 3NF

Dalam posting tulisan tentang: “Tujuan dan Manfaat Normalisasi dalam Perancangan Database” , kita sudah mempelajari tentang: “Apa itu normalisasi” dan “Mengapa kita perlu melakukan normalisasi”. Kedua pertanyaan itu sudah terjawab dalam tulisan tersebut.  Kemudian dalam posting tulisan tentang: “Konsep Ketergantungan Fungsional, Normalisasi, dan Identifikasi Primary Key dalam Perancangan Sistem Database” , kita sudah mempelajari suatu konsep penting yang digunakan untuk melakukan normalisasi, yaitu konsep ketergantungan fungsional yang terdiri dari ketergantungan penuh, ketergantungan parsial atau sebagian, dan ketergantungan transitif. Proses normalisasi pertama-tama dilakukan dengan mengidentifikasi adanya ketergantungan-ketergantungan tersebut dalam relasi-relasi dan kemudian menghilangkannya. Cara melakukan normalisasi, mengidentifikasi berbagai macam ketergantungan, dan menghilangkan ketergantungan pada relasi-relasi bisa dipelajari ulang dalam postingan tulisan d...