Memilih Mobile Web App vs Mobile Native App

Bagi banyak perusahaan yang sudah menggunakan website untuk membangun 'brand awareness' dan menjual produknya, saat ini hampir sulit untuk mengabaikan pertumbuhan perangkat mobile yang sangat tinggi. Tetapi meskipun banyak perusahaan sangat ingin dan bertekad untuk masuk ke arena aplikasi e-commerce ke para pengguna mobile, mereka seringkali ragu-ragu untuk bergerak maju. Apakah sebaiknya membuat app khusus untuk semua perangkat mobile? Mobile app yang berfungsi untuk menunjang website yang sudah ada? Membuat semacam solusi kombinasi antara keduanya? Apakah hal-hal yang harus dipikirkan bila membuat konten dan app ke komunitas pengguna mobile?

Bagaimana strategi yang tepat untuk membuat native app atau web app?

Mobile Web Apps vs Mobile Native Apps
Mobile app memiliki dua format yang berbeda: native apps dan web apps. Karena adanya perbedaan dalam teknologi yang mendasarinya, masing-masing pendekatan memiliki plus dan minusnya masing-masing.

Mobile Web Apps

Mobile web apps adalah web app yang formatnya ditujukan untuk smartphone, tablet, dan diakses melalui browser web di perangkat mobile. Seperti web app tradisional, mobile web app dikembangkan dengan tiga teknologi inti, yaitu: HTML, CSS, , dan JavaScript. Karena web app berbasis browser, app semacam ini dimaksudkan untuk lintas platform dan perangkat. Mobile web app biasanya di-download dari suatu web server untuk menjalankannya, meskipun app yang dibuat dengan menggunakan HTML5 bisa juga berjalan pada perangkat mobile untuk penggunaan offline.

Keuntungan:
  • Keuntungan kunci mobile web app dibanding dengan native mobile app adalah kompatibilitas lintas platform, sehingga memungkinkan untuk mencapai audience yang paling banyak untuk upaya yang minimal. App jenis ini pada umumnya relatif murah, mudah, dan cepat dibuat, meskipun ada beberapa hal perlu kustom untuk perangkat tertentu. Browser mobile web biasanya sudah sangat standard, sehingga jauh lebih mudah membuat app yang universal dibandingkan dengan native app.
  • Web app juga lebih murah dan mudah untuk di-maintain dibanding dengan native app dengan alasan yang sama (cross-platform).
  • Sederhana, akses dimanapun: Pengguna tidak harus men-download app, tetapi cukup mengakses URL melalui browser mobile mereka yang segera menyediakan isi/app terbaru ke perangkat mereka. Mereka bisa men-bookmark URL untuk penggunaan berulang.
Kelemahan:
  • Meskipun perbaikan selalu berjalan terus, browser mobile memiliki kemampuan terbatas dibandingkan dengan browser desktop.
  • Web app pada umumnya tidak bisa mengakses hardware dan software pada perangkat mobile seperti kamera, direct GPS control (akses terbatas hanya pada lokasi saat ini saja), PIM integration, atau kontrol pada app phone akan mengabaikan web app. Kustom grafis yang berat/kompleks (misalnya pada game) juga tidak di-support.
  • Web app pada umumnya memerlukan koneksi internet, dengan ada masalah kinerja bila jaringan lambat atau tidak tersedia. Bila pengguna sedang di perjalanan dan tanpa koneksi wi-fi, mereka harus membayar koneksi jaringan ke operator jaringan. Di beberapa negar, harga ini murah tetapi di beberapa negara lain bisa mahal. (Ini bisa diatasi dengan HTML5, yang bisa membuat konten tetap tersedia dengan offline mode sehingga pengguna masih bisa mengakses app meskipun mereka tidak memiliki koneksi jaringan.
Mobile Native Apps

Native app adalah app yang dikembangkan secara khusus untuk perangkat dan sistem operasi tertentu. Tidak seperti web app yang bisa diakses melalui internet, suatu native app di download dari suatu web store dan di-install di perangkat. Native app ditulis dengan Java, Obj C, atau bahasa pemrograman yang lain.

Native app memiliki keuggulan utama dibandingkan web app, yaitu kemampuannya yang lebih baik dalam memanfaatkan software dan hardware perangkat tertentu. Ini berarti bahwa native app bisa memanfaatkan teknologi terbaru yang ada pada perangkat mobile dan bisa terintengrasi dengan app yang sudah built-in seperti kalendar, contacts, dan email. Tetapi, ini adalah seperti pedang bermata dua: meskipun teknologi mobile sangat populer, tetapi juga selelau mengalami perubahan yang cepat dan sangat terfragment. Ini membuat pekerjaan untuk terus mengikuti laju teknologi yang selalu muncul menjadi berat dan mahal, terutama pada berbagai macam platform.

Keuntungan:
  • User experience yang lebih kaya dan lebih menarik: native app bisa memanfaatkan kemampuan perangkat mobile, termasuk hardware yang sudah 'built-in' (seprti GPS, kamera, dan graphics) dan software (seperti email, kalendar, contacts, galleri picture/video, file manager, dan berbagai macam widget di home screen).
  • Bisa berjalan offline: Karena app tetap terinstall pada perangkat sejak download pertama kali, jadi tidak diperlukan lagi koneksi internet untuk menjalankan berikutnya. User bisa selalu mendapatkan kinerja maksimal dengan semua graphics, images, dan data. Transfer data bisa dilanjutkan online (dan re-sync dengan app back-end) saat ada koneksi internet lagi.
  • Memiliki penetrasi "front of mind" yang lebih baik: Native app menempatkan logo di menu layar daftar app, sehingga lebih mudah/enak selalu dilihat/terlihat sehari-hari. Selain itu, apps stores akan selalu mengingatkan pengguna untuk meng-upgrade apps, sehingga apps yang sering update (dengan perbaikan nyata) akan lebih banyak mendapat perhatian pengguna.
  • Native apps adalah sesuatu yang 'hot' saat ini. User secara kontinyu selalu menyisir app stores untuk melihat app terbaru yang mereka perlukan, dengan menaruh produk disana akan memberikan kemungkinan yang lebih tinggi untuk ditemukan.
  • Native apps juga lebih mudah di-monetisasi. Kita menentukan harga, menaruh app d iapp store, dan bila user membelinya, kita langsung mendapatkan uangnya (dikurangi komisi). Dengan web app, kita harus membuat gateway untuk payment atau subscriptionnya bila ingin memonitasasi.
Kelemahan:
  • Pemilik konten harus berbagi informasi pelanggannya dengan app store, suatu perjanjian yang membuat frustasi pemilik konten (terutama perusahaan media).
  • Untuk native app yang ditujukan untuk cross devices, diperlukan versi-versi sendiri untuk app tersebut. Karakter dasar yang terfragment dari industri mobile ini berarti bahwa pengembangan, pengujian, merilis app untuk berbagai macam platform memnyebabkan biaya tambahan, terutama untuk biaya maintenance dan promosi. Beberapa framework cross-platform bisa membuatnya lebih mudah, tetapi waktu dan biaya tetaplah merupakan fakta apabila mengembangkan app yang kaya fungsionalitas pada berbagai platform mobile.
  • Menjaga app tetap up-to-date juga berarti lebih banyak pekerjaan, memerlukan pengembangan, pengujian, dan distribusi untuk berbagai macam platform dibandingkan dengan meng-update satu website.
Hybrid Apps: Native Apps + Web Apps

Selain membuat native apps untuk berbagai macam platform mobile atau membuat web app yang memiliki kemampuan sedikit tetapi bisa berjalan pada perangkat apapun melalui browser, ada pilihan ketuga, yaitu menggabungkan kedua pendekatan tersebut menjadi hybrid app. Dengan hybrid app, hampir semuua atau semua UI meuncul di jendela browser, dengan native app membungkus ke dalamnya untuk memberikan akses ke fungsionalitas perangkat yang tidak bisa diakses melali browser.

Kemampuan untuk menggabungkan web app dengan native code bisa secara signifikan mengurangi waktu dan biaya pengembangan, dan meminimalkan pekerjaan coding custom. Bagi user, hybrid app yang di-desain dengan baik akan terlihat sangat mirip dengan native app, yaitu di-download dari app store, disimpan di perangkat mobile, dan dijalankan sama seperti native app. Tetapi bagi programmer ada perbedaan besar, karena dibandingkan dengan menulis seluruh kode app untuk tiap-tiap platform mobile, mereka hanya perlu menulis beberapa kode HTML, CSS, dan JavaScript dan bisa digunakan di berbagai perangkat yang berbeda-beda.

Hybrid app memiliki masalah desainnya sendiri. Fungsionalitas native dan web-based seharusnya menjadi satu dengan mulus tanpa cacat, sehingga tidak menarik perhatian bahwa sebetulnya app tersebut berisi konten web yang disajikan di dalam browser yang ditempelkan di dalam native app.

No comments:

Post a Comment