Contoh Diagram Aktivitas |
Model-model proses bisnis menggambarkan berbagai macam aktivitas yang jika digabungkan akan mendukung suatu proses bisnis. Proses bisnis biasanya melibatkan lintas departemen fungsional (mis., suatu penciptaan produk baru akan melibatkan banyak aktivitas yang berbeda-beda yang menggabungkan upaya banyak karyawan di berbagai departemen). Dari perspektif berorientasi objek, proses ini melintasi banyak objek. Banyak pendekatan pengembangan sistem berorientasi objek sebelumnya cenderung mengabaikan pemodelan proses bisnis. Namun, saat ini kita menyadari bahwa memodelkan proses bisnis sendiri adalah aktivitas yang sangat konstruktif yang dapat digunakan untuk memahami requirements yang sudah dikumpulkan. Salah satu problem potensial dalam membangun model proses bisnis, dari perspektif pengembangan sistem berorientasi objek, adalah bahwa mereka cenderung memperkuat pola pikir (mindset) dekomposisi fungsional. Namun, selama hal itu digunakan dengan benar, model-model proses bisnis adalah alat yang sangat kuat untuk mengkomunikasikan pemahaman dari si analis tentang requirements kepada pengguna.
Martin Schedlbauer memberikan serangkaian best practices untuk diikuti saat memodelkan proses bisnis.
- Realistis. Karena hampir tidak mungkin untuk mengidentifikasi segala sesuatu yang ada dalam proses bisnis pada saat ini dalam evolusi sistem. Bahkan jika kita bisa mengidentifikasi semuanya, semuanya tidaklah sama tingkat pentingnya.
- Licah/gesit. Karena walaupun kita mungkin tidak mengidentifikasi setiap fitur dari suatu proses bisnis, fitur yang kita identifikasi harus diidentifikasi secara ketat.
- Semua pemodelan adalah kegiatan kolaboratif/sosial. Oleh karena itu, pemodelan proses bisnis harus dilakukan dengan tim, bukan oleh individu. Ketika seorang individu membuat model, maka peluang mencampur adukkan atau menghilangkan tugas-tugas/proses-proses penting sangat mungkin terjadi.
- Jangan menggunakan CASE tool untuk melakukan pemodelan awal tetapi gunakan whiteboards sebagai gantinya. Namun, begitu proses dipahami dengan baik, sebaiknya gunakan CASE tool untuk mendokumentasikan proses.
- Pemodelan proses bisnis harus dilakukan secara iteratif. Ketika kita memiliki pemahaman yang lebih baik tentang suatu proses bisnis, kita harus kembali ke versi proses yang terdokumentasi dan kemudian merevisinya.
- Saat memodelkan proses bisnis, tetap fokus pada proses yang spesifik tersebut. Jika ada tugas-tugas yang terkait dengan proses bisnis lain diidentifikasi, cukup catat saja pada suatu to-do list dan kembali ke proses bisnis yang saat ini kita modelkan.
- Harap diingat bahwa model proses bisnis adalah abstraksi dari realita. Maksudnya adalah, bahwa kita tidak perlu memasukkan setiap tugas kecil/sepele dalam deskripsi proses bisnis saat ini. Ingat tentang pepatah, bahwa kita tidak boleh melupakan hutan demi pemahaman detil tentang satu pohon. Terlalu banyak detail pada titik ini dalam evolusi sistem dapat menyebabkan kebingungan dan bisa mencegah kita memecahkan masalah mendasar yang sedang ditangani oleh sistem yang baru.
Activity diagram (diagram aktivitas) digunakan untuk memodelkan perilaku dalam suatu proses bisnis yang tidak bergantung pada objek. Diagram aktivitas dapat digunakan untuk memodelkan segala sesuatu mulai dari alur kerja bisnis yang high-level yang melibatkan banyak use cases yang berbeda-beda, hingga detil use cases individual, sampai ke detil spesifik dari metode individual. Singkatnya, diagram aktivitas dapat digunakan untuk memodelkan segala jenis proses.
Comments
Post a Comment