Skip to main content

Memahami Beragam Jenis Penelitian: Panduan Lengkap untuk Peneliti

Penelitian merupakan salah satu pilar penting dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dengan berbagai pendekatan yang dapat disesuaikan berdasarkan tujuan dan karakteristik masalah yang ingin diselesaikan. Dalam artikel ini, akan dibahas berbagai jenis penelitian yang digunakan dalam berbagai disiplin ilmu dengan cara yang sederhana dan mudah dipahami.

1. Penelitian Dasar vs. Terapan
  • Penelitian Dasar: Ini seperti mengeksplorasi hanya demi pengetahuan. Bayangkan Anda seorang ilmuwan yang ingin tahu tentang bagaimana tanaman tumbuh. Anda dapat mempelajari prosesnya tanpa khawatir tentang bagaimana itu bisa digunakan. Tujuannya adalah untuk memahami sesuatu yang lebih baik, bahkan jika tidak ada penggunaan praktis langsung.
  • Penelitian Terapan: Sekarang, katakanlah Anda ingin menemukan cara untuk menanam tanaman lebih cepat untuk membantu petani. Di sini, Anda mengambil pengetahuan dasar itu dan menerapkannya untuk memecahkan masalah dunia nyata. Penelitian terapan adalah tentang menemukan solusi praktis.
2. Penelitian Kuantitatif vs. Kualitatif
  • Penelitian Kuantitatif: Jenis ini adalah tentang angka. Anggap saja seperti survei di mana Anda bertanya kepada 100 orang seberapa besar mereka menyukai produk baru, dan Anda menganalisis tanggapan mereka menggunakan statistik. Penelitian kuantitatif bagus ketika Anda perlu mengukur sesuatu dengan tepat.
  • Penelitian Kualitatif: Alih-alih angka, jenis ini berfokus pada pemahaman pengalaman, pendapat, dan perasaan orang. Misalnya, Anda dapat mewawancarai beberapa orang untuk mendapatkan wawasan mendalam tentang mengapa mereka menyukai atau tidak menyukai produk baru itu. Ini lebih tentang mengeksplorasi "mengapa" dan "bagaimana".
3. Penelitian Metode Campuran
  • Penelitian Metode Campuran: Terkadang, sangat membantu untuk menggabungkan penelitian kuantitatif dan kualitatif. Misalnya, Anda dapat melakukan survei (kuantitatif) dan wawancara (kualitatif) untuk mendapatkan gambaran yang lebih lengkap. Pendekatan ini memungkinkan Anda untuk mendapatkan manfaat dari kekuatan kedua jenis tersebut.
4. Penelitian Deskriptif, Korelasi, dan Eksperimental
  • Penelitian Deskriptif: Jenis ini seperti melukis gambar. Ini menggambarkan situasi, fenomena, atau kelompok. Misalnya, Anda dapat mengamati bagaimana siswa berperilaku di kelas dan menjelaskan temuan Anda. Tidak ada manipulasi—hanya pengamatan dan pelaporan.
  • Penelitian Korelasi: Ini tentang menemukan hubungan antara hal-hal. Misalnya, Anda mungkin menemukan bahwa siswa yang belajar lebih banyak cenderung mendapatkan nilai yang lebih baik. Namun, korelasi tidak berarti sebab-akibat; itu hanya menunjukkan bahwa dua hal terkait.
  • Penelitian Eksperimental: Dalam jenis ini, Anda secara aktif mengubah sesuatu untuk melihat apa yang terjadi. Misalnya, Anda dapat mengubah pencahayaan di ruang kelas untuk melihat apakah hal itu memengaruhi kinerja siswa. Ini adalah satu-satunya jenis penelitian yang dapat menetapkan sebab dan akibat.
5. Penelitian Cross-Sectional vs. Longitudinal
  • Penelitian Cross-Sectional: Ini seperti mengambil snapshot pada satu titik waktu. Anda mengumpulkan data dari sekelompok orang sekaligus untuk melihat apa yang terjadi pada saat itu.
  • Penelitian Longitudinal: Alih-alih snapshot, ini seperti membuat video selang waktu. Anda mempelajari kelompok orang yang sama dalam jangka waktu yang lama untuk mengamati perubahan dan perkembangan.
6. Penelitian Eksplorasi, Penjelasan, dan Evaluatif
  • Penelitian Eksplorasi: Ketika Anda berada dalam tahap awal mempelajari topik baru, penelitian eksplorasi membantu Anda merasakan apa yang ada di luar sana. Ini seperti menjadi detektif yang mengumpulkan petunjuk.
  • Penelitian Penjelasan: Jenis ini menggali lebih dalam untuk menjelaskan mengapa sesuatu terjadi. Setelah menjelajahi dan mengidentifikasi pola, Anda bertujuan untuk memahami alasan di baliknya.
  • Penelitian Evaluatif: Di sini, Anda menilai efektivitas program, kebijakan, atau intervensi. Misalnya, Anda dapat mengevaluasi apakah metode pengajaran baru meningkatkan kinerja siswa.
Ringkasan
  • Dasar vs. Terapan: Didorong oleh rasa ingin tahu vs. pemecahan masalah.
  • Kuantitatif vs. Kualitatif: Angka vs. pengalaman.
  • Deskriptif, Korelasi, Eksperimental: Observasi, menemukan hubungan, dan menguji sebab dan akibat.
  • Metode Campuran: Menggabungkan pendekatan untuk pandangan yang komprehensif.
  • Cross-Sectional vs. Longitudinal: Snapshot vs. studi jangka panjang.
  • Eksplorasi, Penjelasan, Evaluatif: Menemukan, menjelaskan, dan menilai.
Setiap jenis penelitian memiliki kekuatannya sendiri dan sesuai dengan tujuan yang berbeda. Memahami jenis-jenis ini membantu Anda memilih pendekatan yang tepat untuk studi Anda.

Comments

Popular posts from this blog

Pengertian Binding dalam Bahasa Pemrograman dan Kapan Terjadinya

Binding dimaksudkan sebagai pengikatan (association) antara suatu entity dengan atributnya, misalnya binding/pengikatan antara suatu variable dengan tipe datanya atau dengan nilainya, atau dapat juga antara suatu operasi dengan simbol, misalnya simbol + dikenali sebagai operasi penjumlahan atau simbol ^ dikenali sebagai operasi pangkat, dll.  Peristiwa binding dan kapan terjadinya binding (biasanya disebut dengan binding time ) berperan penting dalam membicarakan semantics suatu bahasa pemrograman. Beberapa kemungkinan binding time adalah:

Latihan Soal Jawab Matematika Diskrit

Berikut di bawah ini adalah latihan soal jawab untuk matematika diskrit dengan topik-topik: Pernyataan Logika Circuits dan Ekspresi Boolean Argumen (valid/tidak valid) Teori Himpunan Permutasi Fungsi --o0o-- Pernyataan Logika 1. Buatlah tabel kebenaran untuk menentukan yang mana tautology dan yang mana contradiction dalam pernyataan logika (a) dan (b) di bawah ini: a. (p ∧ q) ∨ (∼p ∨ (p ∧ ∼q)) b.  (p ∧ ∼q) ∧ (∼p ∨ q)

Contoh proses normalisasi relasi dari UNF – 1NF – 2NF – dan 3NF

Dalam posting tulisan tentang: “Tujuan dan Manfaat Normalisasi dalam Perancangan Database” , kita sudah mempelajari tentang: “Apa itu normalisasi” dan “Mengapa kita perlu melakukan normalisasi”. Kedua pertanyaan itu sudah terjawab dalam tulisan tersebut.  Kemudian dalam posting tulisan tentang: “Konsep Ketergantungan Fungsional, Normalisasi, dan Identifikasi Primary Key dalam Perancangan Sistem Database” , kita sudah mempelajari suatu konsep penting yang digunakan untuk melakukan normalisasi, yaitu konsep ketergantungan fungsional yang terdiri dari ketergantungan penuh, ketergantungan parsial atau sebagian, dan ketergantungan transitif. Proses normalisasi pertama-tama dilakukan dengan mengidentifikasi adanya ketergantungan-ketergantungan tersebut dalam relasi-relasi dan kemudian menghilangkannya. Cara melakukan normalisasi, mengidentifikasi berbagai macam ketergantungan, dan menghilangkan ketergantungan pada relasi-relasi bisa dipelajari ulang dalam postingan tulisan di at