Tujuh prinsip dalam mendesain COP (Community of Practice) yang unggul
Berikut adalah tujuh cara dalam mendorong COP yang dinamis dalam suatu organisasi:
- Desainlah untuk perkembangan yang berkelanjutan. COP adalah sesuatu yang organic, dan banyak faktor organisasional mempengaruhi arah perkembangannya. Seseorang tidak akan sangat intens mengelola suatu komunitas seperti layaknya seorang gembala.
- Bukalah pintu dialog antara yang di dalam dan yang di luar. Desain komunitas yang baik memerlukan pemahaman potensi komunitas untuk mengembakan knowledge, tetapi seringkali hal ini memerlukan perpektif orang luar untuk membantu melihat berbagai kemungkinan. COP seharusnya tidak menutup pintu dari luar dirinya.
- Sertakan semua orang dengan tingkat partisipasi yang berbeda-beda. Pada dasarnya ada tiga tingkatan dalam partisipasi dalam komunitas ini. Yang pertama adaalah kelompok inti yang terdiri dari sekelompok kecil orang-orang inti yang secara aktif berpartisipasi dalam berbagai diskusi. Ketika COP tumbuh berkembang, kelompok ini bertumbuh menjadi leadership. Tingkatan berikutnya adalah kelompok aktif. Para anggota ini mengikuti meeting-meeting secara regular dan berpartisipasi sesekali dalam forum-forum komunitas tetapi tidak se-regular atau se-intens kelompok inti. Bagian yang paling besar dari COP adalah orang-orang disekeliling atau seputaran (semacam penggembira) yang jarang berpartisipasi. Jangan pernah meniadakan orang-orang tersebut. Mereka sering menggunakan knowledge yang dihasilkan. Kunci partisipasi komunitas yang baik, dan pergerakan yang sehat diantara semua tingkatan, adalah dengan mendesain berbagai macam aktivitas komunitas yang menghargai semua partisipan di semua tingkatan merasa seperti full-members.
- Kembangkan ruang-ruang publik dan pribadi. Jantung dari komunitas adalah jaringan relationships diantara para anggota komunitas, dank arena itu ruang pribadi perlu untuk menumbuhkan relationships.
- Berfokuslah pada value. Karena partisipasi biasanya bersifat sukarela, COP harus memberikan value. Komunitas harus membuat berbagai event, aktivitas, dan relationships yang membantu value potensialnya muncul dan mendorongnya untuk menemukan cara-cara baru untuk memungutnya dibandingkan dengan terlebih dahulu menentukan value yang diharapkan.
- Kombinasikan antara keakraban dan kegembiraan. Komunitas yang dinamis memberikan aktivitas dan cara berpikir yang berbeda-beda. Aktivitas-aktivitas rutin menunjang stabilitas dalam pengembangan relationship.
- Ciptakan suatu irama untuk komunitas. Ada suatu tempo yang terkait dengan interaksi para anggota. Irama ini adalah indikator yang paling kuat akan keberlangsungan dan potensialnya. COP seharusnya menjaga keseimbangan antara berbagai sesi grup-grup yang kecil dan yang besar dan antara berbagai forum untuk berbagi ide dan project-project pembuatan tool. Irama ini akan bertumbuh bersama dengan komunitas, tetapi sangatlah penting menemukan irama yang tepat disetiap tahapan.
Sources: compiled from E. Wenger, R. McDermott, and W. M. Snyder, Cultivating Communities of Practices, Harvard Business School Press, Boston, 2002; and E. Wenger, R. McDermott, and W. M. Snyder. “It Takes a Community,” CIO, May 15, 2002.
Link-link terkait Serba-serbi wawasan knowledge management:
- Serba-serbi Wawasan Knowledge Management (1): Mitos-mitos dalam Knowledge Management
- Serba-serbi Wawasan Knowledge Management (2): Perangkap-perangkap Dalam Knowledge Management
- Serba-serbi Wawasan Knowledge Management (3): Tujuh prinsip dalam mendesain COP (Community of Practice) yang unggul
- Serba-serbi Wawasan Knowledge Management (4): MAKE: Most Admired Knowledge Enterprises
- Serba-serbi Wawasan Knowledge Management (5): Enam Kunci Sukses Knowledge Management untuk Layanan Pelanggan (Customer Service)
- Serba-serbi Wawasan Knowledge Management (6): Knowledge Management: Aktivitas Bisnis Yang Berdasarkan Kebutuhan (Demand)
Comments
Post a Comment