Keuntungan kompetitif bagi perusahaan-perusahaan yang mengadopsi pendekatan REA adalah sangat terlihat dari perspektif rantai nilai. Hal tersebut adalah aktivitas-aktivitas yang memiliki nilai atau kemafaatan terhadap berbagai produk dan layanan perusahaan. Untuk tetap kompetitif, organisasi harus membedakan antara berbagai aktivitas bisnis, dengan membuat prioritas berdasarkan nilainya dalam mencapai tujuan organisasi. Ini berarti kemampuan beradaptasi dan responsif terhadap segala perubahan yang terjadi dalam lingkungan organisasi, termasuk hubungan dengan para supplier, para pelanggan, dan berbagai entitas eksternal lainnya yang mempengaruhi kinerja. Para pengambil keputusan yang modern memerlukan siatem informasi yang membantu mereka melihat melebihi semua operasi internal mereka hingga ke operasi internal para mitra bisnis.
Satu pendekatan yang diadopsi untuk maksud ini dikenal sebagai analisa rantai nilai (value chain analysis). Analisis ini membedakan antara aktivitas utama dan aktivitas pendukung: aktivitas utama adalah yang membuat nilai; sedangkan aktivitas pendukung adalah yang membantu pencapaian aktivitas utama. Dengan menerapkan analisa rantai nilai, suatu organisasi bisa melihat melebihi dirinya sendiri dan memaksimalkan kemampuannya untuk menciptakan nilai, contohnya, dengan menyatukan berbagai kebutuhan para pelanggannya ke dalam berbagai produknya atau dengan mengakomodasi fleksibilitas para suppliernya dalam menjadwalkan produksinya.
Sistem informasi tradisional tidak cocok untuk menunjang berbagai aktivitas rantai nilai. Organisasi-organisasi yang telah menerapkan analisa rantai nilai pada umumnya telah melakukannya diluar sistem informasi akuntansi tradisional dengan memberikan informasi seperti itu secara terpisah kepada para pembuat keputusan. Seringkali, hal ini melibatkab pembuatan berbagai sistem informasi yang terpisah-pisah, yang menghasilkan data redundancy, concurrency data, dan berbagai masalah integrasi sistem. Sebagai kerangka sistem informasi tunggal yang memiliki kemampuan menangkap data yang generic dan halus, REA bisa mengatasi masalah-masalah tersebut dan mampu memberikan keuntungan-keuntungan seperti berikut.
- Pendekatan REA dalam memodelkan proses-proses bisnis membantu para manajer berfokus pada berbagai elemen kunci dari economic events dan mengidentifikasi berbagai aktivitas yang tidak menambahkan nilai yang bisa dihilangkan dari operasi. Dengan meningkatkan efisiensi operasional masing-masing department kemudian akan menghasilkan kelebihan kapasitas yang bisa diarahkan untuk meningkatkan produktivitas perusahaan secara keseluruhan.
- Penyimpanan baik data keuangan maupun nonkeuangan dalam database bersama mengurangi kebutuhan untuk pengumpulan data, penyimpanan data, dan prosedur pemeliharaan data.
- Dengan menyimpan data keuangan dan nonkeuangan mengenai berbagai aktivitas bisnis dalam bentuk yang rinci memungkinkan jangkauan keputusan manajemen yang lebih luas dengan cara mendukung berbagai pandangan pengguna.
- Model REA memberikan data yang lebih relevan, tepat waktu, dan akurat bagi para manajer. Hal ini berarti akan menjadikan layanan pelanggan yang lebih baik, produk-produk yang berkualitas lebih baik, dan proses produksi yang lebih fleksibel.
Kompromi REA dalam praktik
Keuntungan-keuntungan efisiensi operasional, integrasi sistem, dan analisa rantai nilai telah menarik perhatian REA sebagai model teoritis bagi desain system dan database. Namun demikian, karena masalah praktis, banyak organisasi besar seringkali membuat kompromi terhadap model REA untuk berbagai maksud sistem pelaporan dalam laporan keuangan. Meskipun dimungkinkan untuk mengekstrak informasi keuangan tradisional dari data event (seperti yang diilustrasikan pada gambar 10-13), namun dengan melakukan hal ini dari jutaan record event bisa jadi hal yang problematis. Sebaliknya, banyak perusahaan yang mengimplementasikan model REA membuat database event untuk operasi, perencanaan, dan pengendalian dan tetap mempertahankan sistem general ledger tradisional secara terpisah dibelakang layar untuk keperluan pelaporan keuangan. Sistem ERP (Enterprise Resource Planning, yang didiskusikan di bab berikutnya, memberikan contoh keberhasilan integrasi antara desain database tradisional dan database event-base ke dalam satu sistem tunggal.
Ringkasan
Bab ini mempelajari model REA sebagai sarana dalam menetukan dan mendesain sistem informasi akuntansi yang melayani kebutuhan semua pengguna dalam organisasi. Dimulai dengan mendefinisikan elemen-elemen kunci pada REA. Model dasarnya menerapkan bentuk unique dari diagram ER yang disebut diagram REA, yang terdiri dari tiga jenis entitas (resources, events, dan agents) dan sekumpulan asosiasi yang menghungkan mereka. Aturan dalam membuat satu diagram REA kemudian dijelaskan dan dilustrasikan secara rinci.
Masing-masing event pada diagram REA dihubungkan setidaknya dengan satu resource dan dengan dua agents. Aspek penting dalam model tersebut adalah konsep dualitas ekonomi yang menetapkan bahwa setiap economic event harus dicerminkan dengan economic event yang terasosiasi pada arah yang berlawanan. Dual event ini terdiri dari aktivitas memberi dan menerima dalam pertukaran/transaksi ekonomi.
Bab ini berlanjut dengan memberikan ilustrasi pembuatan database REA pada satu perusahaan hipotetis dengan mengikuti berbagai proces yang disebut pemodelan pandangan. Langkah-langkah ini adalah: (1) mengidentifikasi event yang dimodelkan; (2) mengidentifikasi resource yang diubah oleh events; (3) mengidentifikasi agents yang terkait dalam events; dan (4) menentukan asosiasi dan kardinalitas antar entitas. Hasil dari proses ini adalah satu diagram REA untuk satu fungsi organisasi saja.
Bagian berikutnya pada bab ini menjelaskan bagaimana beberapa diagram REA (siklus pendapatan, pembelian, pembayaran, dan payroll) diintegrasikan ke dalam model yang berskala global atau enterprise. Model enterprise kemudian diimplementasikan ke dalam struktur database relasional dan kemudian membuat berbagai pandangan pengguna. Proses integrasi pandangan terdiri dari tiga langkah: (1) mengkonsolidasikan/menggabungkan masing-masing model; (2) mendefinisikan primary key, foreign key, dan atribut-atribut; dan (3) membuat database fisik dan membuat pandangan pengguna.
Bab ini ditutup dengan diskusi mengenai bagaimana pemodelan REA mampu meningkatkan keuntungan kompetitif dengan memungkinakan manajemen berfokus pada aktivitas-aktivitas yang memiliki nilai tambah pada operasi mereka. Namun demikian, demi maksud-maksud pelaporan dalam laporan keuangan, banyak perusahaan mengkompromikan model REA dengan mempertahan sistem general ledger tradisional.
Link-link terkait REA:
Seri REA (1): Pendekatan REA pada Pemodelan Database
Seri REA (2): Model REA
Seri REA (3): Membuat model REA
Seri REA (4): Integrasi berbagai REA: membuat model REA skala enterprise
Seri REA (5): REA dan Analisa Rantai Nilai
Comments
Post a Comment