Skip to main content

Pengantar USE CASE Dalam Analisa Sistem Informasi (1)

Contoh diagram use case
Use case digunakan untuk menjelaskan dan mendokumentasikan interaksi yang diperlukan antara pengguna dan sistem untuk menyelesaikan tugas pengguna. Use case dibuat untuk membantu tim pengembangan untuk memahami lebih lengkap langkah-langkah apa yang akan dilakukan dalam mencapai tujuan pengguna. Setelah dibuat, use case sering kali dapat digunakan untuk menurunkan functional requirements yang lebih rinci untuk sistem baru.

Aspek kunci dalam menentukan requirements untuk sistem yang baru adalah memahami user requirements: hal-hal apa saja yang diperlukan oleh pengguna untuk mencapai tujuannya melalui sistem baru.

Di bagian ini, kita membahas use cases sebagai sarana untuk mengungkapkan user requirements. Karena salah satu tujuan kita dalam proyek pengembangan sistem adalah untuk membuat perangkat lunak yang usable, adalah suatu keharusan untuk mengetahui apa yang ingin dilakukan oleh pengguna. Use cases membantu kita memahami dan mengklarifikasi interaksi yang diperlukan pengguna dengan sistem dan dapat mengungkapkan sebagian besar, atau bahkan semua, functional requirements sistem yang baru. Alhasil, use cases digunakan secara luas dalam fase analisis ketika bekerja dengan pengguna dalam wawancara atau pertemuan sebagai sarana untuk menemukan user requirements dan functional requirements.

Selama bertahun-tahun, teknik mendapatkan requirements secara tradisional melibatkan bertanya kepada pengguna apa yang mereka inginkan dari sistem untuk dilakukan. Si analis sistem akan duduk bersama pengguna dan mencoba untuk mengekspresikan apa yang harus dilakukan sistem dengan menggambar model proses dan model data. Ini merupakan tantangan bagi para pengguna karena beberapa alasan. Pertama, pengguna mungkin tidak tahu apa yang bisa dan tidak mungkin dilakukan oleh sistem. Pengguna cenderung tidak benar-benar memahami apa saja kemampuan dan keterbatasan teknologi sistem informasi, terutama kemajuan baru dalam teknologi. Kedua, pengguna mungkin mengalami kesulitan membayangkan cara-cara baru untuk mendesain ulang proses bisnis. Ketiga, adalah umum bagi pengguna untuk menggambarkan hal-hal yang mereka pikir mereka inginkan dari sistem baru, tetapi fokus kita harus pada kebutuhan nyata untuk sistem baru. Akhirnya, pengguna sering menemukan kesulitan untuk mempelajari proses dan bahasa pemodelan data yang digunakan oleh para analis.

Alhasil, konsep use case telah berkembang sebagai komponen penting dalam menentukan requirements untuk sistem baru. Use cases berasal sebagai bagian dari pengembangan berorientasi objek, tetapi telah diterima sebagai tool yang berguna terlepas dari metodologi pengembangan yang digunakan. Hal ini tidaklah mengherankan karena dalam pendekatan pengembangan apa pun (waterfall, RAD, atau agile) kita perlu mendengar dan memahami apa yang perlu dicapai pengguna dengan sistem.

Use cases sangat berharga untuk analisa pengembangan aplikasi-aplikasi sistem bisnis dan situs Web. Kedua jenis sistem ini biasanya melibatkan interaksi pengguna yang luas, sehingga penggunaan use case sangatlah membantu. Use cases tidaklah berguna di situasi/settings yang lain, misalnya seperti batch processes, aplikasi-aplikasi yang intensif dengan komputasi, atau pada data warehousing. Situasi/setting tersebut memiliki kompleksitas internal yang luas tetapi interaksi dengan pengguna sangatlah minimal. Oleh karena itu, use case belum tentu merupakan tool terbaik untuk digunakan dalam konteks tersebut. Tentu saja, para analis perlu terampil menggunakan sejumlah tool dan harus dapat memilih dan menerapkan yang sesuai untuk situasi yang dihadapi.

Sebuah use case menyajikan bagaimana suatu sistem berinteraksi dengan lingkungannya dengan menggambarkan aktivitas yang dilakukan oleh pengguna sistem dan respon dari sistem. Tujuannya adalah untuk membuat satu set use cases yang menggambarkan semua tugas yang harus dilakukan pengguna dengan sistem. Use cases sering dianggap sebagai pandangan eksternal atau pandangan fungsional dari suatu proses bisnis, dengan menunjukkan bagaimana pengguna melihat proses daripada mekanisme internal yang digunakan untuk proses tersebut. Karena use cases menggambarkan aktivitas sistem dari perspektif pengguna, maka keterlibatan pengguna sangatlah penting dalam proses pengembangannya. Karenanya, membuat use case membantu memastikan bahwa wawasan pengguna secara eksplisit dimasukkan ke dalam sistem baru.

Dulu, organisasi yang menerapkan teknik pengembangan sistem tradisional menggunakan apa yang disebut business scenarios untuk menggambarkan interaksi pengguna dengan sistem, sementara organisasi yang menerapkan teknik berorientasi objek menggunakan apa yang disebut use cases. Saat ini, perbedaan ini sebagian besar telah menghilang dan istilah use case diterima secara luas. Pendekatan use case adalah sama saja apakah tim proyek berfokus pada memahami sistem yang ada (as-is) atau mendefinisikan sistem yang baru, tetapi jelas bahwa fokusnya berbeda; model pada sistem as-is berfokus pada proses bisnis saat ini (yang sedang berlangsung), sedangkan model sistem yang baru berfokus pada proses bisnis yang diinginkan.

Comments

Popular posts from this blog

Pengertian Binding dalam Bahasa Pemrograman dan Kapan Terjadinya

Binding dimaksudkan sebagai pengikatan (association) antara suatu entity dengan atributnya, misalnya binding/pengikatan antara suatu variable dengan tipe datanya atau dengan nilainya, atau dapat juga antara suatu operasi dengan simbol, misalnya simbol + dikenali sebagai operasi penjumlahan atau simbol ^ dikenali sebagai operasi pangkat, dll.  Peristiwa binding dan kapan terjadinya binding (biasanya disebut dengan binding time ) berperan penting dalam membicarakan semantics suatu bahasa pemrograman. Beberapa kemungkinan binding time adalah:

Latihan Soal Jawab Matematika Diskrit

Berikut di bawah ini adalah latihan soal jawab untuk matematika diskrit dengan topik-topik: Pernyataan Logika Circuits dan Ekspresi Boolean Argumen (valid/tidak valid) Teori Himpunan Permutasi Fungsi --o0o-- Pernyataan Logika 1. Buatlah tabel kebenaran untuk menentukan yang mana tautology dan yang mana contradiction dalam pernyataan logika (a) dan (b) di bawah ini: a. (p ∧ q) ∨ (∼p ∨ (p ∧ ∼q)) b.  (p ∧ ∼q) ∧ (∼p ∨ q)

Contoh proses normalisasi relasi dari UNF – 1NF – 2NF – dan 3NF

Dalam posting tulisan tentang: “Tujuan dan Manfaat Normalisasi dalam Perancangan Database” , kita sudah mempelajari tentang: “Apa itu normalisasi” dan “Mengapa kita perlu melakukan normalisasi”. Kedua pertanyaan itu sudah terjawab dalam tulisan tersebut.  Kemudian dalam posting tulisan tentang: “Konsep Ketergantungan Fungsional, Normalisasi, dan Identifikasi Primary Key dalam Perancangan Sistem Database” , kita sudah mempelajari suatu konsep penting yang digunakan untuk melakukan normalisasi, yaitu konsep ketergantungan fungsional yang terdiri dari ketergantungan penuh, ketergantungan parsial atau sebagian, dan ketergantungan transitif. Proses normalisasi pertama-tama dilakukan dengan mengidentifikasi adanya ketergantungan-ketergantungan tersebut dalam relasi-relasi dan kemudian menghilangkannya. Cara melakukan normalisasi, mengidentifikasi berbagai macam ketergantungan, dan menghilangkan ketergantungan pada relasi-relasi bisa dipelajari ulang dalam postingan tulisan d...