Skip to main content

Otomatisasi Pengambilan Keputusan dan Dampak Bagi Para Manajer - Seri Management Support Systems (11)

Apakah dampak Management Support System (MSS) dalam pengambilan keputusan?
Berikut ini beberapa dampak yang mungkin terjadi dari Management Support System (MSS) pada pekerjaan para manajer: 
  • Tidak dibutuhkan pengalaman/keahlian yang besar dalam membuat banyak keputusan 
  • Pembuatan/pengambilan keputusan yang lebih cepat dimungkinkan karena ketersediaan informasi dan otomatisasi beberapa fase/tahap dalam proses pengambilan keputusan. 
  • Berkurangnya ketergantungan kepada ahli/pakar atau analis dalam memberikan support kepada eksekutif puncak (top executives); para manajer dapat melakukan sendiri dengan bantuan sistem yang cerdas (intelligent systems).
  • Kekuasaan dibagi-bagikan diantara para manajer. (Semakin banyak informasi dan kemampuan analisis yang mereka miliki, semakin berkuasalah mereka) 
  • Support untuk keputusan-keputusan yang kompleks membuat para manajer lebih cepat dalam mengambil keputusan dan lebih baik kualitasnya. 
  • Informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan tingkat tinggi dapat dipercepat atau bahkan dibuat sendiri.

Apakah dampak Management Support System (MSS) terhadap tugas-tugas manajerial lainnya?  
Otomatisasi keputusan-keputusan yang rutin atau fase-fase dalam proses pengambilan keputusan (contoh: untuk pengambilan keputusan di karyawan garis depan atau frontline decision making dan penggunaan Automated Decision Support atau ADS) dapat mengeliminasi beberapa manajer. Pada umumnya, pekerjaan para manajer menengah (middle managers) yang paling banyak diotomatisasi. Para manajer di level tengah membuat keputusan rutin yang dapat sepenuhnya diotomatisasi. 

Bagaimanakah isu-isu terkait pekerjaan manajer yang bisa diotomatiskan sepenuhnya? 
Otomatisasi tugas-tugas tertentu dapat menghemat waktu, meningkatkan konsistensi dan memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih baik (baca Davenport and Harris, 2005). Jadi, semakin banyak tugas yang diotomatisasi semakin baik. Tetapi apakah mungkin mengotomatisasi semua tugas manajer? 
Secara umum, sebagian besar pekerjaan yang diotomatisasi adalah pekerjaan middle managers. Para manajer di level yang lebih rendah tidak menghabiskan banyak waktu untuk pengambilan keputusan. Tetapi bahkan jika kita mengotomatisasi peran pengambilan keputusan mereka, kita tidak dapat mengotomatisasi pekerjaan mereka.

Link-link terkait tanya jawab Seri Implementasi BI/MSS - Integrasi dan Trend Yang Baru Muncul:

Comments

Popular posts from this blog

Pengertian Binding dalam Bahasa Pemrograman dan Kapan Terjadinya

Binding dimaksudkan sebagai pengikatan (association) antara suatu entity dengan atributnya, misalnya binding/pengikatan antara suatu variable dengan tipe datanya atau dengan nilainya, atau dapat juga antara suatu operasi dengan simbol, misalnya simbol + dikenali sebagai operasi penjumlahan atau simbol ^ dikenali sebagai operasi pangkat, dll.  Peristiwa binding dan kapan terjadinya binding (biasanya disebut dengan binding time ) berperan penting dalam membicarakan semantics suatu bahasa pemrograman. Beberapa kemungkinan binding time adalah:

Latihan Soal Jawab Matematika Diskrit

Berikut di bawah ini adalah latihan soal jawab untuk matematika diskrit dengan topik-topik: Pernyataan Logika Circuits dan Ekspresi Boolean Argumen (valid/tidak valid) Teori Himpunan Permutasi Fungsi --o0o-- Pernyataan Logika 1. Buatlah tabel kebenaran untuk menentukan yang mana tautology dan yang mana contradiction dalam pernyataan logika (a) dan (b) di bawah ini: a. (p ∧ q) ∨ (∼p ∨ (p ∧ ∼q)) b.  (p ∧ ∼q) ∧ (∼p ∨ q)

Contoh proses normalisasi relasi dari UNF – 1NF – 2NF – dan 3NF

Dalam posting tulisan tentang: “Tujuan dan Manfaat Normalisasi dalam Perancangan Database” , kita sudah mempelajari tentang: “Apa itu normalisasi” dan “Mengapa kita perlu melakukan normalisasi”. Kedua pertanyaan itu sudah terjawab dalam tulisan tersebut.  Kemudian dalam posting tulisan tentang: “Konsep Ketergantungan Fungsional, Normalisasi, dan Identifikasi Primary Key dalam Perancangan Sistem Database” , kita sudah mempelajari suatu konsep penting yang digunakan untuk melakukan normalisasi, yaitu konsep ketergantungan fungsional yang terdiri dari ketergantungan penuh, ketergantungan parsial atau sebagian, dan ketergantungan transitif. Proses normalisasi pertama-tama dilakukan dengan mengidentifikasi adanya ketergantungan-ketergantungan tersebut dalam relasi-relasi dan kemudian menghilangkannya. Cara melakukan normalisasi, mengidentifikasi berbagai macam ketergantungan, dan menghilangkan ketergantungan pada relasi-relasi bisa dipelajari ulang dalam postingan tulisan di at