Kerumitan ABC menyebabkan banyak
perusahaan meninggalkan metode ini untuk mendukung model akuntansi yang lebih
sederhana yang disebut value stream accounting (akuntasi aliran nilai).
Akuntansi aliran nilai menghitung beiaya lebih berdasarkan aliran nilai
daripada berdasarkan department atau akitivitas, seperti tergambar dalam gambar
7-21.
Perhatikan bahwa aliran-aliran
nilai melintasi garis-garis department dan fungsional untuk memasukkan
biaya-biaya yang terkait dengan marketing, biaya penjualan, desain produk,
engineering, pembelian material, distribusi, dll. Aspek penting dalam
mengimplementasikan akuntasi aliran nilai adalah dengan cara mendefinisikan
keluarga produk (klasifikasi rumpun produk). Banyak perusahaan memprodukasi
produk lebih dari satu tetapi tidak mengelompokkan produk-produk tersebut ke
dalam suatu keluarga produk tertentu. Keluarga produk akan terbagi berdasarkan
proses yang sama mulai dari menempatkan order hingga ke megirimkan produk ke
pelanggan. Gambar 7-22 menggambarkan bagaimana berbagai macam produk
dikelompokkan ke dalam keluarga-keluarga produk.
Akuntansi aliran nilai meliputi
semua biaya yang terkait dengan keluarga produknya, tetapi tidak membedakan
antara biaya langsung dan biaya yang tak langsung. Biaya bahan baku dihitung
berdasarkan berapa banyak material yang dibeli untuk suatu aliran nilai bukan
dengan melacak input bahan baku terhadap produk tertentu. Jadi jumlah total biaya material dalam sistem
aliran nilai adalah jumlah segala sesuatu yang dibeli selama periode tertentu.
Pendekatan akuntansi yang lebih sederhana ini berhasil karena bahan baku
dan inventori WIP yang tersedia dijaga dalam level yang rendah, mungkin hanya
persediaan untuk satu atau dua hari saja. Pendekatan ini tidak akan berhasil
dalam lingkungan manufaktur tradisional dimana inventori tersedia untuk
beberapa bulan dan bisa saja berlanjut dari satu periode ke periode berikutnya.
Biaya pekerja yang pekerjaannya
berada dalam aliran nilai juga ikut dimasukkan apakah mereka adalah pekerja
yang mendesain, membuat, atau yang memindahkan produk dari satu sel ke sel
berikutnya. Biaya pekerja tidak dialokasikan ke masing-masing produk seperti cara lama (waktu yang dihabiskan untuk suatu tugas tertentu). Sebaliknya,
jumlah upah dan benefit yang dibayarkan ke semua karyawan yang berada di dalam
aliran nilai dibebankan ke aliran tersebut. Pekerja yang bersifat support
seperti karyawan bagian perawatan mesin, perencanaan produksi, dan penjualan
juga dimasukkan. Karena itu jika memungkinkan satu pekerja dipekerjakan untuk
satu aliran nila saja, daripada harus membagi waktu mereka ke dalam beberapa
aliran-aliran yang berbeda-beda.
Biasanya satu-satunya biaya yang
dialokasikan dalam aliran nilai adalah beban biaya per foot persegi (1 foot =
0,304 m) untuk penggunaan fasilitas produksi dalam satu aliran nilai. Alokasi
ini meliputi biaya sewa dan perawatan gedung. Logikanya adalah untuk
meningkatkan efisiensi dengan mendorong para anggota tim dalam suatu aliran
nilai untuk meminimalkan ruang yang digunakan penegrjaan suatu aliran nilai
tertentu. Biaya lain-lain yang berasal dari luar aliran nilai, yang tidak dapat
dikontrol oleh kelompok aliran nilai, tidak dilekatkan ke keluarga produk. Jadi
tidak akan ada usaha yang bisa dibuat untuk menyerap biaya-biaya fasilitas
produksi. Sementara biaya lain-lain perusahaan harus dihitung, dan itu tidak
dialokasikan ke aliran-aliran nilai.
Link-link terkait:
Seri (1): Siklus Konversi
Seri (2): Siklus Konversi - Lingkungan manufaktur tradisional
Seri (3): Siklus Konversi - Aktivitas-aktivitas dalam batch production
Seri (4): Siklus Konversi - Aktivitas-aktivitas dalam akuntansi biaya
Seri (5): Siklus Konversi - Pengendalian-pengendalian dalam lingkungan tradisional
Seri (6): Siklus Konversi - Perusahaan kelas dunia dan manufaktur ramping (lean manufacturing)
Seri (7): Siklus Konversi - Berbagai macam teknik dan teknologi yang digunakan dalam lean manufacturing
Seri (8): Siklus Konversi - Akuntansi dalam lingkungan manufaktur ramping (lean manufacturing)
Seri (9): Siklus Konversi - Pembiayaan berbasis aktivitas (activity-based costing - ABC)
Seri (10): Siklus Konversi - Akuntansi aliran nilai (Value Stream Accounting)
Seri (11): Siklus Konversi - Sistem informasi yang menunjang manufaktur ramping
Seri (12): Siklus Konversi - Kesimpulan
Link-link terkait:
Seri (1): Siklus Konversi
Seri (2): Siklus Konversi - Lingkungan manufaktur tradisional
Seri (3): Siklus Konversi - Aktivitas-aktivitas dalam batch production
Seri (4): Siklus Konversi - Aktivitas-aktivitas dalam akuntansi biaya
Seri (5): Siklus Konversi - Pengendalian-pengendalian dalam lingkungan tradisional
Seri (6): Siklus Konversi - Perusahaan kelas dunia dan manufaktur ramping (lean manufacturing)
Seri (7): Siklus Konversi - Berbagai macam teknik dan teknologi yang digunakan dalam lean manufacturing
Seri (8): Siklus Konversi - Akuntansi dalam lingkungan manufaktur ramping (lean manufacturing)
Seri (9): Siklus Konversi - Pembiayaan berbasis aktivitas (activity-based costing - ABC)
Seri (10): Siklus Konversi - Akuntansi aliran nilai (Value Stream Accounting)
Seri (11): Siklus Konversi - Sistem informasi yang menunjang manufaktur ramping
Seri (12): Siklus Konversi - Kesimpulan
Comments
Post a Comment