Pada bagian ini kita
mendiskusikan berbagai sistem informasi yang secara umum terkait dengan sistem
manufaktur ramping dan perusahaan kelas-dunia. Diskusi ini akan dimulai dengan
review tentang MRP (materials
requirements planning). Seperti yang terkandung dalam namanya, MRP hanya
terbatas untuk difokuskan dan diarahkan untuk menentukan berapa banyak bahan baku yang diperlukan untuk memenuhi order dalam
proses produksi. Berikutnya kita akan mereview tentang MRP II (manufacturing resources planning). Sistem ini adalah hasil
evolusi dari MRP dan mengintegrasikan fungsionalitas tambahan dalam proses
manufaktur, termasuk penjualan, marketing, dan akuntansi. Terakhir kita akan
mempelajari beberapa fitur kunci dalam sistem ERP (enterprise resources planning). ERP adalah langkah berikutnya
dari sistem MRP II dengan cara mengintegrasikan semua fungsi-fungsi bisnis ke
dalam sekumpulan inti aplikasi yang menggunakan database yang sama.
MRP (material requirement planning)
MRP adalah sistem perencanaan
produksi dan sistem kontrol yang terotomatisasi yang digunakan untuk membantu
manajemen inventori. Tujuan-tujuan operasionalnya adalah untuk:
- Menjamin bahwa bahan baku mencukupi selama proses produksi
- Mempertahankan inventori yang tersedia dengan tingkat terendah yang masih mungkin
- Menghasilkan jadwal pembelian dan jadwal produksi dan informasi-informasi lain yang diperlukan untuk mengontrol produksi.
Gambar 7-23 menggambarkan
fitur-fitur inti dari sistem MRP. Tergantung dari proses manufaktur yang
berlangsung, input-input ke sistem MRP meliputi penjualan, prediksi penjualan,
inventori barang jadi yang tersedia, bahan baku yang tersedia, dan bill of
materials. MRP adalah metode penghitungan yang diarahkan untuk menetukan barapa
banyak bahan baku yang diperlukan dan kapan harus dipesan untuk memenuhi order
proses produksi. Dengan membandingkan inventori barang jadi yang tersedia
dengan tingkat kebutuhan (berdasarkan prediksi penjualan), MRP menghitung
permintaan produksi total maupun kebutuhan masing-masing kelompok produk. Dari
sini, kemudian BOM akan menghasilkan daftar bahan baku yang diperlukan untuk
produksi, yang dibandingkan dengan bahan baku yang tersedia. Selisihnya adalah
yang harus dipesan dari vendor. Output utama dari sistem MRP adalah permintaan
pembelian bahan baku yang diteruskan ke sistem pembelian. Disamping itu output
yang lain bisa berupa jadwal produksi, laporan manajemen, dokumen produksi
sehari-hari seperti work orders dan move ticket.
MRP II (manufacturing resource planning)
MRP II adalah kelanjutan dari MRP
yang berevolusi melampui batas-batas manejemen inventori. Ini adalah suatu
sistem sekaligus suatu filosofi untuk menyatukan berbagai aktivitas manufaktur.
MRP II mengintegrasikan proses
manufaktur produk, proses engineering produk, pemrosesan order penjualan,
proses billling pelanggan, sumber daya manusia, dan fungsi-fungsi akuntansi
terkait. Gambar 7-24 menunjukkan integrasi fungsional pada lingkungan MRP II. Sistem
MRP II akan menghasilkan BOM untuk suatu produk, kemudian menyesuaikan produksi
produk tersebut ke dalam jadwal produksi induk, kemudian menghasilkan suatu
rencana penurunan volume kapasitas secara kasar berdasarkan ketersediaan mesin
dan pekerja, mendesain rencana volume kapasitas akhir, dan mengelola bahan baku
dan inventori barang jadi. Selain itu MRP II akan menghasilkan rencana
permintaan material yang kemudian akan menjadwal pengiriman baha baku secara
JIT (just-in-time) atau tepat waktu. Proses pemesanan bahan baku harus
dikoordinasikan dengan proses manufaktur untuk menghidari pemborosan waktu
(datang terlalu awal) sambil memastikan bahwa bila terjadi kondisi kehabisan
stok tidak akan menggangu proses produksi. Perusahaan-perusahaan manufaktur
menyadari betapa besarnya manfaat dari sistem MRP II yang sangat terintegrasi.
Hal ini antara lain:
- Layanan kepada pelanggan yang semakin bertambah baik
- Investasi untuk inventori semakin berkurang
- Produktivitas yang meningkat
- Cash flow yang semakin baik
- Membantu mencapai tujuan jangka panjang yang strategis
- Membantu mengelola perubahan (contohnya, pengembangan produk baru atau pengembangan produk khusus bagi pelanggan atau oleh vendor)
- Fleksibilitas dalam proses produksi
ERP (senterprise resource planning)
Dalam beberapa tahun terakhir MRP
II telah berkembang menjadi paket software yang besar yang disebut sistem ERP.
ERP mengintegrasikan berbagai department dan fungsi dari seluruh perusahaan ke
dalam satu sistem aplikasi terintegrasi yang terhubung ke satu database
tunggal. Hal ini memungkinkan berbagai department berbagi informasi dan
berkomuikasi satu sama lain. Suatu sistem ERP terdiri dari banyak modul dengan
fungsi-fungsi tertentu yang mencerminkan praktik-praktik terbaik dalam dunia
industri. Didesain untuk berinteraksi dengan modul-modul lain (seperti,
piutang, utang, pembelian, dll), paket software komersial ini mendukung
kebutuhan informasi seluruh organisasi, tidak hanya dalam fungsi manufaktur.
ERP mampu menghitung berbagai permintaan sumber daya yang diperlukan, menjadwal
produksi, mengelola perubahan yang terjadi pada konfigurasi produk,
memungkinkan perubahan produk yang terencana untuk masa mendatang, dan memantau
proses di lantai produksi. Selain itu ERP juga menyediakan interface untuk
entry order, penerimaan uang, pengadaan barang, dan fungsi pengeluaran uang
yang disertai dengan kemampuan pelaporan majerial dan keuangan.
Perusahaan yang ‘lean
manufacturing’ akan memiliki sistem ERP yang memiliki kemampuan untuk
komunikasi eksternal dengan para pelanggan dan supplier melalui EDI (electronic
data interchange). Link untuk komunikasi EDI (melalui internet atau koneksi
langsung) akan memungkinkan perusahaan secara elektronis menerima order
penjualan dan penerimaan uang dari pelanggan, mengirim faktur/invoices kepada
pelanggan, mengirim order pembelian ke vendor, menerima faktur/invoices dari
vendor dan membayarnya, serta mengirim dan menerima dokumen-dokumen pengiriman.
EDI adalah elemen inti dari banyak sistem ecommerce. Kita akan tinjau lagi
topik penting ini dalam bab 12.
Kemiripan dalam fungsionalitas
antara ERP dan MRP II cukup jelas. Beberapa berpendapat bahwa sangat sedikit
perbedaan fungsional yang riil diantara kedua konsep tersebut. Memang kemiripan
yang paling terlihat adalah ketika membandingkan antara MRP II yang top-end
dengan package ERP yang low-end. Namun demikian, perbedaan utama adalah bahwa
ERP telah berkembang diluar pasar manufaktur dan menjadi sistem piliham
diantara berbagai perusahaan non-manufaktur. Di sisi lain, golongan orang-orang
yang sinis berpendapat bahwa dengan mengubah label MRP II menjadi ERP
memungkinkan para vendor perangkat lunak untuk menjual package MRP II ke perusahaan-perusahaan
non-manufaktur.
Pasar ERP selama bertahun-tahun
hanya terbatas untuk perusahaan-perusahaan besar dengan tingkat kompleksitas
proses bisnis yang tinggi dan harga yang mahal dan didominasi oleh beberapa
vendor perangkat lunak seperti SAP, J.D. Edwards, Oracle, dan PeopleSoft. Dalam
beberapa tahun terakhir pasar ini telah dikembangkan dengan sangat pesat dengan
masuknya banyak vendor kecil yang menargetkan pelanggan dengan perusahaan
menengah ke bawah dengan harga yang lebih murah dan dengan sistem ERP yang
lebih mudah untuk diimplementasikan. Pentingnya tentang fenomena ERP ini maka
kita akan membahasnya dalam bagian yang terpisah dan diluar scope bab ini.
Karena itu dalam bab 11, kita akan mempelajari sistem ERP dan topik-topik yang
terkait, termasuk SCM (supply chain management) dan data warehousing.
Link-link terkait:
Seri (1): Siklus Konversi
Seri (2): Siklus Konversi - Lingkungan manufaktur tradisional
Seri (3): Siklus Konversi - Aktivitas-aktivitas dalam batch production
Seri (4): Siklus Konversi - Aktivitas-aktivitas dalam akuntansi biaya
Seri (5): Siklus Konversi - Pengendalian-pengendalian dalam lingkungan tradisional
Seri (6): Siklus Konversi - Perusahaan kelas dunia dan manufaktur ramping (lean manufacturing)
Seri (7): Siklus Konversi - Berbagai macam teknik dan teknologi yang digunakan dalam lean manufacturing
Seri (8): Siklus Konversi - Akuntansi dalam lingkungan manufaktur ramping (lean manufacturing)
Seri (9): Siklus Konversi - Pembiayaan berbasis aktivitas (activity-based costing - ABC)
Seri (10): Siklus Konversi - Akuntansi aliran nilai (Value Stream Accounting)
Seri (11): Siklus Konversi - Sistem informasi yang menunjang manufaktur ramping
Seri (12): Siklus Konversi - Kesimpulan
Link-link terkait:
Seri (1): Siklus Konversi
Seri (2): Siklus Konversi - Lingkungan manufaktur tradisional
Seri (3): Siklus Konversi - Aktivitas-aktivitas dalam batch production
Seri (4): Siklus Konversi - Aktivitas-aktivitas dalam akuntansi biaya
Seri (5): Siklus Konversi - Pengendalian-pengendalian dalam lingkungan tradisional
Seri (6): Siklus Konversi - Perusahaan kelas dunia dan manufaktur ramping (lean manufacturing)
Seri (7): Siklus Konversi - Berbagai macam teknik dan teknologi yang digunakan dalam lean manufacturing
Seri (8): Siklus Konversi - Akuntansi dalam lingkungan manufaktur ramping (lean manufacturing)
Seri (9): Siklus Konversi - Pembiayaan berbasis aktivitas (activity-based costing - ABC)
Seri (10): Siklus Konversi - Akuntansi aliran nilai (Value Stream Accounting)
Seri (11): Siklus Konversi - Sistem informasi yang menunjang manufaktur ramping
Seri (12): Siklus Konversi - Kesimpulan
Comments
Post a Comment