Siklus Konversi - Berbagai macam teknik dan teknologi yang digunakan dalam lean manufacturing - Seri (7)

Konsumen modern menginginkan produk yang berkualitas, mereka menginginkannya secara cepat, dan menginginkan berbagai macam pilihan. Profil kebutuhan konsumen semacam ini menyebabkan konflik mendasar bagi perusahaan-perusahaan tradisional, yang memiliki orientasi tidak fleksibel dan membuat mereka tidak efektif dalam lingkungan semacam ini. Sebaliknya perusahaan-perusahaan ‘lean’ (kelas-dunia) memenuhi tantangan konsumerisme modern dengan menjalankan fleksibilitas proses manufaktur. Bagian ini akan mempelajari teknik-teknik dan teknologi yang diterapkan oleh perusahaan-perusahaan ‘lean manufacturing’ guna mencapai fleksibilitas proses manufaktur.

Reorganisasi terhadap unit-unit fasilitas produksi
Unit-unit fasilitas manufaktur tradisional cenderung berubah secara perlahan-lahan dan sedikit demi sedikit selama bertahun-tahun mirip dengan rangkaian aktivitas seperti gerakan meng-ular. Barang-barang bergerak kesana kemari melalui lantai penjualan, naik ke lantai atas dan turun ke lantai bawah melalui berbagai department yang berbeda-beda. Gambar 7-14 menyajikan layout pabrik tradisional. Ketidakefisiensian yang diturunkan dalam layout seperti ini menambah biaya pengelolaan, waktu pengerjaan, dan bahkan inventori dalam proses manufaktur. Selain itu, karena aktivitas produksi biasanya diatur menurut garis fungsionalnya, struktur semacam ini cenderung menciptakan kepicikan diantara para karyawan, yang bisa menyebabkan mentalitas ‘kami dibanding/dan mereka’, yang berlawanan dengan team attitude.

Unit-unit fasilitas yang jauh lebih sederhana yang mendorong proses manufaktur yang fleksibel disajikan dalam gambar 7-15. Sistem produksi yang fleksibel diatur menjadi aliran aktivitas yang mengalir dengan mulus. Mesin-mesin yang dikendalikan oleh komputer, robot-robot, dan pekerjaan-pekerjaan manual yang berada dalam aliran tersebut dikelompokkan bersama secara fisik kedalam unit-unit pabrik yang disebut sel-sel. Pengaturan seperti ini akan memperpendek jarak fisik antara berbagai macam aktivitas yang akhirnya mengurangi waktu untuk setup dan pengerjaan, biaya untuk penanganan, dan inventori-inventori yang mengalir melalui berbagai unit fasilitas.

Otomatisasi proses manufaktur
Otomatisasi adalah jantung dari filosofi lean manufacturing. Dengan mengganti pekerja buruh dengan otomatisasi, perusahaan dapat mengurangi pemborosan, meningkatkan efisiensi, meningkatkan kualitasm dan meningkatkan fleksibilitas. Namun demikian penerapan otomatisasi sangat bervariasi diantara berbagai perusahaan manufaktur. Gambar 7-16 memberikan gambaran otomatisasi sebagai rangkaian kesatuan dari model manufaktur tradisional pada satu sisi dan model CIM (computer-integrated manufacturing) secara penuh pada sisi yang lain.

Proses manufaktur tradisional
Lingkungan manufaktur tradisional terdiri dari berbagai macam mesin, masing-masing dikendalikan oleh satu orang operator. Karena mesin-mesin tersebut memerlukan waktu setup yang lama, biaya setup harus diserap oleh proses produksi berjalan. Mesin-mesin dan para operator diatur berdasarkan departemen-departemen fungsionalnya, seperti milling (bagian penggilingan), grinding (bagian pengasahan), dan welding (bagian pengelasan). Proses yang sedang berjalan mengikuti rute yang berputar-putar melalui proses-proses pengerjaan yang berbeda-beda di pabrik.

Kepulauan teknologi (Islands of technology)
Kepulauan teknologi menggambarkan suatu lingkungan dimana otomatisasi modern ada dalam bentuk pulau-pulau yang berdiri sendiri dalam setting tradisional. Pulau-pulau teknologi tersebut menerapkan mesin-mesin CNC (computer numerical controlled) yang dapat melakukan berbagai macam pengerjaan dengan sedikit keterlibatan manusia. Mesin-mesin CNC berisi program-program komputer untuk semua bagian yang diproduksi menggunakan mesin. Dalam konfigurasi CNC, manusia masih melakukan setup mesin. Meskipun demikian, keuntungan terpenting terhadap penggunaan teknologi CNC adalah bahwa waktu (dan biaya) untuk setup untuk mengubah satu jenis pengerjaan ke pengerjaan yang lain menjadi sangat kecil.

Manufaktur yang terintegrasi dengan komputer (Computer-integrated manufacturing)
CIM (computer-integrated manufacturing) adalah suatu lingkungan yang terotomatisasi secara penuh dengan tujuan menghilangkan berbagai aktivitas yang tidak memiliki nilai tambah. Unit fasilitas CIM menggunakan sekelompok sel-sel teknologi yang terdiri dari berbagai macam jenis mesin-mesin CNC untuk memproduksi seluruh bagian mulai dari awal hingga akhir dalam satu lokasi. Selain mesin-mesin CNC, proses juga menerapkan sistem penyimpanan dan pengambilan yang otomatis dan robotika. CIM menunjang manufaktur yang flesibel dengan memberikan produk berkualitas tinggi dengan proses pembuatan yang lebih cepat, siklus produksi yang lebih singkat, biaya produksi yang berkurang, dan waktu pengeluaran yang lebih cepat. Gambar 7-17 menyajikan lingkungan CIM dan menunjukkan hubungan antara berbagai macam teknologi yang diterapkan.

Sistem penyimpanan dan pengambilan yang otomatis (Automated Storage and Retrieval Systems - AS/RS).
Banyak perusahaan meningkatkan produktivitas dan profitabilitas dengan menggantikan forklift-forklift tradisional dan operator manusia dengan sistem penyimpanan dan pengambilan terotomatisasi (AS/RS). AS/RS adalah sistem conveyor yang mengangkut bahan mentah dari tempat penyimpanan ke lantai produksi dan barang jadi ke gudang penyimpanan. Keuntungan operasional teknologi AS/RS dibandingkan sistem manual antara lain adalah pengurangan kesalahan, pengendalian inventori yang lebih baik, biaya penyimpanan yang lebih kecil.

Robotika (Robotics)
Robot-robot yang digunakan dalam proses manufaktur diprogram untuk melakukan tugas-tugas khusus secara berulang-ulang dengan tingkat presisi yang tinggi dan banyak digunakan di pabrik-pabrik untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan seperti mengelas dan mengeling. Mereka sangat bermanfaat di lingkungan yang mengandung bahaya atau untuk untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan yang monoton dan berbahaya yang cenderung menyebabkan kecelakaan.

CAD (Computer-Aided Design)
Para engineer menggunakan CAD untuk mendesain produk yang lebih baik dengan lebih cepat. Pemanfaatan CAD meningkatkan produktivitas para engineer, meningkatkan akurasi dengan cara mengotomatisasi pekerjaan-pekerjaan desain yang berulang, dan mendorong perusahaan menjadi lebih responsif terhadap kebutuhan pasar. Desain produk telah di-revolusi dengan penerapan teknologi CAD yang pertama kali diterapkan di industri pesawat terbang pada awal 1960an.
Teknologi CAD sangat mempersingkat selisih waktu antara desain awal dan desain akhir. Hal ini mendorong perusahaan untuk menyesuaikan produksi secara cepat terhadap perubahan kebutuhan pasar. Hal ini juga memudahkan perusahaan untuk merespon permintaan pelanggan terhadap produk spesifik tertentu. Teknologi dalam sistem CAD biasanya memiliki interface yang tersambung ke jaringan komunikasi eksternal sehingga  perusahaan  bisa berbagi spesifikasi desain produknya dengan para vendor dan pelanggan. Link komunikasi ini juga memungkinkan perusahaan untuk menerima spesifikasi desain produk secara elektronis dari para pelanggan dan supplier untuk direview. Sistem CAD yang canggih mampu mendesain produk dan sekaligus memprosesnya secara serentak.  Begitulah, dengan bantuan sistem CAD manajemen bisa mengevaluasi kelayakan produk secara teknis dan menentukan manufakturabilitasnya.

CAM (Computer-Aided Manufacturing)
CAM adalah penggunaan komputer untuk membantu proses manufaktur. CAM berfokus untuk pengontrolan proses manufaktur fisik. Output dari sistem CAD (lihat gambar 7-17) menjadi input dalam sistem CAM. Desain CAD diubah oleh CAM menjadi serangkaian proses pengerjaan seperti drilling, turning, atau milling yang dikerjakan oleh mesin-mesin CNC. Sistem CAM memonitor dan mengontrol proses produksi dan urutan produk lewat sel-sel. Keuntungan dengan menerapkan teknologi CAM antara lain produktivitas proses yang lebih baik, prediksi waktu dan biaya yang lebih baik, proses monitoring yang lebih baik, kualitas proses yang lebih baik, waktu setup yang lebih singkat, biaya pekerja menjadi berkurang.

Value Stream Mapping
Adalah aktivitas yang menjadi bagia proses produksi perusahaan baik yang penting atau tidak penting. Aktivitas yang penting adalah yang memiliki nilai; aktivitas yang tidak penting aalah yang tidak bernilai dan harus dihilangkan. Value stream suatu perusahaan adalah semua tahap dalam proses yang penting dalam menghasilkan produk. Inilah proses-proses dimana pada akhirnya pelanggan bersedia membeli. Contohnya, balancing setiap roda mobil dalam bagian produksi adalah sesuatu yang penting karena pelanggan menuntut mobil yang dikendarai dengan mulus dan bersedia membayar balancing tersebut.

Perusahaan-perusahaan yang ingin menjadi perusahaan lean manufacturing  seringkali menerapkan alat bantu yang disebut VSM (value stream map) untuk menggambarkan secara visual proses bisnis mereka untuk mengidentifikasi aspek-aspek yang tidak berguna dan harus dihilangkan. VSM mengidentifikasi semua tindakan untuk menyelesaikan suatu produk (entah batch/sekelompok atau item tunggal), disertai dengan informasi kunci mengenai tindakan yang diambil. Informasi tertentu akan bervariasi menurut proses yang sedang direview, tetapi boleh dimasukkan total jam kerjanya, lama overtimenya, siklus waktu untuk menyelesaikan suatu tugas, dan tingkat kesalahannya. Gambar 7-18 menyajikan VSM dari proses produksi mulai dari suatu order diterima hingga ke pengiriman produk ke pelanggan. Di setiap tahap proses, VSM merinci jumlah overtimenya, staffing-nya, semua shift pekerjaan, lamanya proses, dan tingkat kesalahan dalam melaksanakan tugas. VSM menyajikan waktu total yang diperlukan untuk setiap langkah proses dan waktu yang diperlukan untuk perpindahan antar tahap dan mengidentifikasi jenis-jenis waktu yang diluangkan diantara setiap tahap seperti waktu yang diperlukan untuk penumpukan/pengelompokan barang yang sudah selesai dalam satu tahap, waktu transitnya, dan waktu antrian untuk masuk ke suatu tahap berikutnya.

VSM dalam gambar 7-18 menyingkapkan bahwa waktu produksi yang banyak terbuang adalah waktu perpindahan antar proses. Secara khusus waktu transit bahan baku dari gudang ke sel produksi memberikan kontribusi yang besar terhadap siklus waktu secara keseluruhan. Dan juga, bagian pengiriman kelihatan tidak efisien dan boros dengan 16% angka overtime dan 7% angka kesalahan. Untuk mengurangi waktu siklus total, barangkali jarak antara gudang dan sel produksi bisa diperpendek. Angka overtime dari bagian pengiriman bisa disebabkan adanya situasi bottleneck. Angka kesalahan yang tinggi bisa jadi disebabkan oleh kesalahan-kesalahan di bagian pengambilan order di hulu yang kemudian dilewatkan melalui bagian-bagian hilir.

Beberapa tool VSM komersial mampu menyajikan baik peta kondisi yang sedang berlangsung dan peta status kedepan yang menggambarkan proses yang lebih ramping (leaner) dengan menghilangkan sebagian besar pemborosan. Dengan peta situasi kedepan ini, langkah-langkah tindakan bisa diidentifikasi untuk menghilangkan berbagai aktivitas yang tidak memiliki nilai tambah di dalam proses. Dengan begitu VSM yang menggambarkan keadaan kedepan adalah dasar dari rencana implementasi yang ramping (lean). VSM akan sangat berhasil untuk proses-proses dengan volume yang tinggi dan sangat fokus dimana manfaat riilnya diturunkan karena mengefisienkan proses-proses yang berulang bahkan hanya dengan pengurangan sedikit waktu saja. Teknik ini tidak terlalu efektif untuk menghilangkan pemborosan bila volume prosesnya rendah dimana para pekerja seringkali berpinda-pindah dalam melakukan banyak pekerjaan.

Link-link terkait:

No comments:

Post a Comment