Banyak perusahaan ‘manufaktur ramping’ mencari solusi
terhadap berbagai problem di atas melalui model akuntansi yang disebut
pembiayaan berbasis aktivitas (activity-based accounting atau ABC). ABC adalah
metode yang mengalokasikan biaya ke produk dan layanan untuk memfasilitasi
perencanaan dan pengendalian yang lebih baik. Hal ini dicapai dengan
membebankan biaya ke activitas-aktivitas berdasarkan
penggunaan berbagai sumber daya dan membebankan biaya ke objek-objek biaya
berdasarkan penggunaan aktivitasnya. Istilah-istilah tersebut didefinisikan
seperti berikut:
Activitas menggambarkan pekerjaan yang
dilakukan di suatu perusahaan. Menyiapkan order pembelian, menyiapkan produk
untuk pengiriman, atau mengoperasikan mesin bubut adalah contoh-contoh
aktivitas.
Objek biaya adalah alasan untuk
melakukan aktivitas. Ini antara lain meliputi produk, layanan, vendor, dan
pelanggan. Contoh, pekerjaan menyiapkan order penjualan (aktivitas) dilakukan
karena pelanggan (objek biaya) ingin membuat order.
Asumsi-asumsi yang mendasari ABC
sangat berlawanan dengan asumsi-asumsi pada akuntansi biaya standard. Akuntansi
tradisional mengasumsikan bahwa produk menyebabkan biaya. ABC mengasumsikan
bahwa aktivitas menyebabkan biaya dan produk (dan berbagai objek biaya yang
lain) menciptakan kebutuhan untuk aktivitas.
Tahap pertama dalam
mengimplementasikan pendekatan ABC adalah menentukan biaya aktivitas. Biaya
aktivitas kemudian dibebankan ke objek biaya yang terkait melalui suatu activity driver. Faktor ini mengukur
konsumsi aktivitas melalui objek biaya. Contoh, bila mengebor lubang dalam
suatu plat baja adalah aktivitas, jumlah lubang adalah activity driver.
Sistem akuntansi tradisional
seringkali menggunakan hanya satu activity driver. Contoh, biaya-biaya
overhead, yang dikumpulkan dalam satu pool biaya tunggal, dialokasikan ke
produk berdasarkan jam kerja pekerja. Perusahaan yang menggunakan ABC bisa saja
memiliki puluhan pool biaya aktivitas, yang
masing-masing memiliki activity drivernya sendiri. Gambar 7-20 memberi
gambaran alokasi biaya-biaya overhead ke produk dengan metode ABC.
Keuntungan dari ABC
ABC memungkinkan para manajer
untuk mengalokasikan biaya ke berbagai aktivitas dan produk secara lebih akurat
dibandingkan model pembiayaan standard. Beberapa keuntungan yang ditawarkan
adalah:
- Pembiayaan terhadap produk/layanan, pelanggan, dan channel distribusi lebih akurat.
- Mengidentifikasi berbagai produk dan pelanggan yang paling menguntungkan dan yang paling merugikan.
- Melacak biaya-biaya aktivitas dan proses secara akurat.
- Memperlengkapi para manajer dengan kecerdasan biaya untuk mendorong perbaikan yang berkelanjutan.
- Mempermudah pemasaran yang lebih baik.
- Mengidentifikasi pemborosan dan berbagai aktivitas yang tidak menambah value.
Kerugian dari ABC
ABC telah lama dikritik karena
terlalu memakan waktu dan rumit untuk berbagai terapan praktis selama periode
yang berkelanjutan. Pekerjaan mengidentifikasi berbagai biaya aktivitas bisa
jadi adalah suatu usaha yang tidak sekali jadi dan kemudian dilupakan. Karena
produk dan proses selalu berubah demikian pula berbagai biaya aktivitas yang
terkait. Bila tidak ada sumber-sumber daya yang menjaga akurasi berbagai biaya
aktivitas, pembebanan biaya menjadi tidak akurat. Para kritikus menuduh bahwa
bukannya mendorong perbaikan yang berkelanjutan, ABC justru menciptakan
birokrasi yang kompleks di dalam organisasi yang bertentangan dengan filosofi
lean manufacturing yang menyederhanakan proses dan menghilangkan pemborosan.
Link-link terkait:
Seri (1): Siklus Konversi
Seri (2): Siklus Konversi - Lingkungan manufaktur tradisional
Seri (3): Siklus Konversi - Aktivitas-aktivitas dalam batch production
Seri (4): Siklus Konversi - Aktivitas-aktivitas dalam akuntansi biaya
Seri (5): Siklus Konversi - Pengendalian-pengendalian dalam lingkungan tradisional
Seri (6): Siklus Konversi - Perusahaan kelas dunia dan manufaktur ramping (lean manufacturing)
Seri (7): Siklus Konversi - Berbagai macam teknik dan teknologi yang digunakan dalam lean manufacturing
Seri (8): Siklus Konversi - Akuntansi dalam lingkungan manufaktur ramping (lean manufacturing)
Seri (9): Siklus Konversi - Pembiayaan berbasis aktivitas (activity-based costing - ABC)
Seri (10): Siklus Konversi - Akuntansi aliran nilai (Value Stream Accounting)
Seri (11): Siklus Konversi - Sistem informasi yang menunjang manufaktur ramping
Seri (12): Siklus Konversi - Kesimpulan
Link-link terkait:
Seri (1): Siklus Konversi
Seri (2): Siklus Konversi - Lingkungan manufaktur tradisional
Seri (3): Siklus Konversi - Aktivitas-aktivitas dalam batch production
Seri (4): Siklus Konversi - Aktivitas-aktivitas dalam akuntansi biaya
Seri (5): Siklus Konversi - Pengendalian-pengendalian dalam lingkungan tradisional
Seri (6): Siklus Konversi - Perusahaan kelas dunia dan manufaktur ramping (lean manufacturing)
Seri (7): Siklus Konversi - Berbagai macam teknik dan teknologi yang digunakan dalam lean manufacturing
Seri (8): Siklus Konversi - Akuntansi dalam lingkungan manufaktur ramping (lean manufacturing)
Seri (9): Siklus Konversi - Pembiayaan berbasis aktivitas (activity-based costing - ABC)
Seri (10): Siklus Konversi - Akuntansi aliran nilai (Value Stream Accounting)
Seri (11): Siklus Konversi - Sistem informasi yang menunjang manufaktur ramping
Seri (12): Siklus Konversi - Kesimpulan
Comments
Post a Comment