Skip to main content

Siklus Konversi - Pembiayaan berbasis aktivitas (activity-based costing - ABC) - Seri (9)

Banyak perusahaan ‘manufaktur ramping’ mencari solusi terhadap berbagai problem di atas melalui model akuntansi yang disebut pembiayaan berbasis aktivitas (activity-based accounting atau ABC). ABC adalah metode yang mengalokasikan biaya ke produk dan layanan untuk memfasilitasi perencanaan dan pengendalian yang lebih baik. Hal ini dicapai dengan membebankan biaya ke activitas-aktivitas berdasarkan penggunaan berbagai sumber daya dan membebankan biaya ke objek-objek biaya berdasarkan penggunaan aktivitasnya. Istilah-istilah tersebut didefinisikan seperti berikut:

Activitas menggambarkan pekerjaan yang dilakukan di suatu perusahaan. Menyiapkan order pembelian, menyiapkan produk untuk pengiriman, atau mengoperasikan mesin bubut adalah contoh-contoh aktivitas.

Objek biaya adalah alasan untuk melakukan aktivitas. Ini antara lain meliputi produk, layanan, vendor, dan pelanggan. Contoh, pekerjaan menyiapkan order penjualan (aktivitas) dilakukan karena pelanggan (objek biaya) ingin membuat order.

Asumsi-asumsi yang mendasari ABC sangat berlawanan dengan asumsi-asumsi pada akuntansi biaya standard. Akuntansi tradisional mengasumsikan bahwa produk menyebabkan biaya. ABC mengasumsikan bahwa aktivitas menyebabkan biaya dan produk (dan berbagai objek biaya yang lain) menciptakan kebutuhan untuk aktivitas.
Tahap pertama dalam mengimplementasikan pendekatan ABC adalah menentukan biaya aktivitas. Biaya aktivitas kemudian dibebankan ke objek biaya yang terkait melalui suatu activity driver. Faktor ini mengukur konsumsi aktivitas melalui objek biaya. Contoh, bila mengebor lubang dalam suatu plat baja adalah aktivitas, jumlah lubang adalah activity driver.
Sistem akuntansi tradisional seringkali menggunakan hanya satu activity driver. Contoh, biaya-biaya overhead, yang dikumpulkan dalam satu pool biaya tunggal, dialokasikan ke produk berdasarkan jam kerja pekerja. Perusahaan yang menggunakan ABC bisa saja memiliki puluhan pool biaya aktivitas, yang  masing-masing memiliki activity drivernya sendiri. Gambar 7-20 memberi gambaran alokasi biaya-biaya overhead ke produk dengan metode ABC.

Keuntungan dari ABC
ABC memungkinkan para manajer untuk mengalokasikan biaya ke berbagai aktivitas dan produk secara lebih akurat dibandingkan model pembiayaan standard. Beberapa keuntungan yang ditawarkan adalah:
  • Pembiayaan terhadap produk/layanan, pelanggan, dan channel distribusi lebih akurat.
  • Mengidentifikasi berbagai produk dan pelanggan yang paling menguntungkan dan yang paling merugikan.
  • Melacak biaya-biaya aktivitas dan proses secara akurat.
  • Memperlengkapi para manajer dengan kecerdasan biaya untuk mendorong perbaikan yang berkelanjutan.
  • Mempermudah pemasaran yang lebih baik.
  • Mengidentifikasi pemborosan dan berbagai aktivitas yang tidak menambah value.
Kerugian dari ABC
ABC telah lama dikritik karena terlalu memakan waktu dan rumit untuk berbagai terapan praktis selama periode yang berkelanjutan. Pekerjaan mengidentifikasi berbagai biaya aktivitas bisa jadi adalah suatu usaha yang tidak sekali jadi dan kemudian dilupakan. Karena produk dan proses selalu berubah demikian pula berbagai biaya aktivitas yang terkait. Bila tidak ada sumber-sumber daya yang menjaga akurasi berbagai biaya aktivitas, pembebanan biaya menjadi tidak akurat. Para kritikus menuduh bahwa bukannya mendorong perbaikan yang berkelanjutan, ABC justru menciptakan birokrasi yang kompleks di dalam organisasi yang bertentangan dengan filosofi lean manufacturing yang menyederhanakan proses dan menghilangkan pemborosan.

Link-link terkait:
Seri (1): Siklus Konversi
Seri (2): Siklus Konversi - Lingkungan manufaktur tradisional
Seri (3): Siklus Konversi - Aktivitas-aktivitas dalam batch production
Seri (4): Siklus Konversi - Aktivitas-aktivitas dalam akuntansi biaya
Seri (5): Siklus Konversi - Pengendalian-pengendalian dalam lingkungan tradisional
Seri (6): Siklus Konversi - Perusahaan kelas dunia dan manufaktur ramping (lean manufacturing)
Seri (7): Siklus Konversi - Berbagai macam teknik dan teknologi yang digunakan dalam lean manufacturing
Seri (8): Siklus Konversi - Akuntansi dalam lingkungan manufaktur ramping (lean manufacturing)
Seri (9): Siklus Konversi - Pembiayaan berbasis aktivitas (activity-based costing - ABC)
Seri (10): Siklus Konversi - Akuntansi aliran nilai (Value Stream Accounting)
Seri (11): Siklus Konversi - Sistem informasi yang menunjang manufaktur ramping
Seri (12): Siklus Konversi - Kesimpulan

Comments

Popular posts from this blog

Pengertian Binding dalam Bahasa Pemrograman dan Kapan Terjadinya

Binding dimaksudkan sebagai pengikatan (association) antara suatu entity dengan atributnya, misalnya binding/pengikatan antara suatu variable dengan tipe datanya atau dengan nilainya, atau dapat juga antara suatu operasi dengan simbol, misalnya simbol + dikenali sebagai operasi penjumlahan atau simbol ^ dikenali sebagai operasi pangkat, dll.  Peristiwa binding dan kapan terjadinya binding (biasanya disebut dengan binding time ) berperan penting dalam membicarakan semantics suatu bahasa pemrograman. Beberapa kemungkinan binding time adalah:

Latihan Soal Jawab Matematika Diskrit

Berikut di bawah ini adalah latihan soal jawab untuk matematika diskrit dengan topik-topik: Pernyataan Logika Circuits dan Ekspresi Boolean Argumen (valid/tidak valid) Teori Himpunan Permutasi Fungsi --o0o-- Pernyataan Logika 1. Buatlah tabel kebenaran untuk menentukan yang mana tautology dan yang mana contradiction dalam pernyataan logika (a) dan (b) di bawah ini: a. (p ∧ q) ∨ (∼p ∨ (p ∧ ∼q)) b.  (p ∧ ∼q) ∧ (∼p ∨ q)

Contoh proses normalisasi relasi dari UNF – 1NF – 2NF – dan 3NF

Dalam posting tulisan tentang: “Tujuan dan Manfaat Normalisasi dalam Perancangan Database” , kita sudah mempelajari tentang: “Apa itu normalisasi” dan “Mengapa kita perlu melakukan normalisasi”. Kedua pertanyaan itu sudah terjawab dalam tulisan tersebut.  Kemudian dalam posting tulisan tentang: “Konsep Ketergantungan Fungsional, Normalisasi, dan Identifikasi Primary Key dalam Perancangan Sistem Database” , kita sudah mempelajari suatu konsep penting yang digunakan untuk melakukan normalisasi, yaitu konsep ketergantungan fungsional yang terdiri dari ketergantungan penuh, ketergantungan parsial atau sebagian, dan ketergantungan transitif. Proses normalisasi pertama-tama dilakukan dengan mengidentifikasi adanya ketergantungan-ketergantungan tersebut dalam relasi-relasi dan kemudian menghilangkannya. Cara melakukan normalisasi, mengidentifikasi berbagai macam ketergantungan, dan menghilangkan ketergantungan pada relasi-relasi bisa dipelajari ulang dalam postingan tulisan di at