Mari kita ingat kembali tentang 6
kelompok umum dari aktivitas pengendalian internal: otorisasi transaksi,
pemisahan tugas, supervisi, pengendalian/pembatasan akses, catatan-catatan
akuntansi, dan verifikasi independen. Pengendalian khusus untuk diterapkan
dalam siklus konversi dirangkum dalam tabel 7-1 dan dijelaskan lebih jauh
seperti di bawah.
Otorisasi transaksi
Dibawah ini adalah menjelaskan prosedur otorisasi transaksi
di siklus konversi.
- Di lingkungan proses manufaktur tradisional, perencanaan dan pengendalian produksi memberikan otorisasi aktivitas produksi melalui urutan kerja formal. Dokumen tersebut mencerminkan berbagai persyaratan produksi yang merupakan selisih antara kebutuhan yang diharapkan (berdasarkan prediksi penjualan) dan inventori barang jadi yang tersedia.
- Move ticktets yang ditandatangani oleh supervisor di setiap work center memberikan otorisasi terhadap aktivitas-aktivitas setiap batch/kelompok dan untuk proses perpindahan produk di setiap work centers.
- Permintaan terhadap material dan permintaan tambahan material memnerikan otorisasi penjaga material untuk mengeluarkan material ke work centers.
Pemisahan tugas
Tujuan dari pengendalian ini adalah untuk memisahkan tugas
antara orang yang memberikan otorisasi transaksi dan yang memproses transaksi. Hasilnya,
department perencanaan dan pengendalian produksi secara organisasi dipisahkan
dengan work centers.
Satu tujuan lain adalah memisahkan antara yang menjaga
catatan dan yang menjaga aset. Contohnya adalah:
- Pengendalian inventori (inventory control) menjaga catatan akuntansi untuk inventori bahan baku dan barang jadi. Aktivitas tersebut dipisahkan dari ruang penyimpanan bahan baku dan gudang penyimpanan barang jadi dimana fungsinya adalah menjaga aset-aset tersebut.
- Mirip dengan di atas, fungsi akuntansi biaya untuk WIP dipisahkan dengan work centers dalam proses produksi.
Terakhir, untuk menjaga independensi fungsi GL dalam tahap
verifikasi, department GL harus terpisah dengan department-department yang
menjaga akun-akun subsidiary. Karena itu, department GL secara organisasi
dipisahkan dari department pengendalian inventori dan department akuntansi
biaya.
Supervisi
Prosedur supervisi yang berlaku pada siklus konversi:
- Para supervisor di work center mengawasi penggunaan bahan baku dalam proses produksi. Hal ini untuk memastikan bahwa semua bahan baku yang dikeluarkan dari gudang digunakan untuk produksi dan bahwa jumlah yang terbuang harus seminimal mungkin. Time cards dan job tickets karyawan juga harus di periksa akurasinya.
- Para supervisor juga mengawasi dan meninjau aktivitas-aktivitas supaya tepat waktu. Hal ini akan meningkatkan akurasi time cards dan job tickets karyawan.
Pengendalian akses
Siklus konversi memungkinkan adanya akses ke aset baik
secara langsung maupun tidak langsung.
Akses langsung ke
aset. Sifat dasar barang fisik dan dan proses produksi berpengaruh pada
jenis pengendalian akses yang diperlukan.
- Perusahaan seringkali membatasi akses ke tempat-tempat yang sensitif seperti ruang penyimpanan material, work centers produksi, dan gudang penyimpanan barang jadi. Metode yang digunakan untuk pengontrola antara lain meliputi identifikasi tanda pengenal, petugas penjaga (satpam), peralatan pemantau (kamera), dan berbagai macam peralatan sensor elektronik dan alarm.
- Penerapan biaya-biaya standard memberikan suatu jenis kontrol akses. Dengan menetapkan kuantitas material dan tenaga kerja yang diberi wewenang untuk setiap produk, maka perusahaan membatasi akses tak berwenang terhadap berbagai macam sumber daya tersebut. Untuk mengajukan tambahan kuantitas perlu adanya otorisasi dan dokumen formal.
Akses tak langsung ke aset. Aset, seperti cash dan
inventori, bisa dimanipulasi melalui berbagai dokumen-dokumen yang mengaturnya.
Di dalam siklus konversi, yang termasuk dokumen-dokumen penting adalah material
requisitions (dokumen untuk permintaan bahan baku), excess materials
requisitions (dokumen untuk meminta tambahan bahan baku), dan time cards
karyawan. Metode untuk mengontrol yang juga bisa membantu jejak audit adalah
penerapan dokumen yang bernomor urut.
Catatan akuntansi
Seperti yang kita ketahui dalam bab-bab sebelumnya, tujuan
dari teknik pengendalian ini adalah untuk menyusun jejak audir untuk setiap
transaksi. Di dalam siklus konversi, hal ini dicapai dengan penggunaan
dokumen-dokumen work orders, cost sheets, move tickets, job tickets, material
requisitions, WIP file, dan file inventori barang jadi. Dengan memberi nomor
urut dokumen-dokumen sumber dan mereferensikannya ke catatan-catatan WIP,
perusahaan dapat melacak balik setiap item inventori barang jadi ke proses
produksinya hingga ke sumber asalnya. Hal ini penting untuk mendeteksi adanya
kesalahan dalam produksi dan penjagaan data, menemukan batch/kelompok material
yang hilang dalam proses produksi, dan untuk melakukan audit secara periodik.
Verifikasi independen
Langkah-langkah
verifikasi dalam siklus konversi adalah sbb:
- Department akuntansi biaya melakukan pencocokan penggunaan material dan pekerja yang diambil dari dokumen-dokumen material requisitions dan job tickets terhadap standard yang sudah ditetapkan. Karyawan bagian akuntansi biaya kemudian bisa mengidentifikasi adanya perbedaan terhadap standard yang telah ditetapkan, yang secara formal dilaporkan sebagai varians. Dalam lingkungan proses manufaktur tradisional, varians yang sudah dihitung merupakan sumber data yang penting bagi management reporting system (MRS).
- Department GL juga melakukan fungsi verifikasi dengan melakukan pengecekan perpindahan produk-produk dari WIP ke FG. Hal ini dilakukan dengan mencocokkan jurnal vouchers dari department akuntansi biaya dengan ringkasan subsidiary ledger untuk inventori dari department inventory control (pengendalian inventori).
- Terakhir, secara periodik para auditor internal dan eksternal melakukan verifikasi bahan baku dan barang jadi yang tersedia melalui hitungan secara manual. Kemudian mencocokkan kuantitas riil tersebut dengan catatan inventori dan membuat penyesuaian terhadap catatan inventori bila diperlukan.
Link-link terkait:
Seri (1): Siklus Konversi
Seri (2): Siklus Konversi - Lingkungan manufaktur tradisional
Seri (3): Siklus Konversi - Aktivitas-aktivitas dalam batch production
Seri (4): Siklus Konversi - Aktivitas-aktivitas dalam akuntansi biaya
Seri (5): Siklus Konversi - Pengendalian-pengendalian dalam lingkungan tradisional
Seri (6): Siklus Konversi - Perusahaan kelas dunia dan manufaktur ramping (lean manufacturing)
Seri (7): Siklus Konversi - Berbagai macam teknik dan teknologi yang digunakan dalam lean manufacturing
Seri (8): Siklus Konversi - Akuntansi dalam lingkungan manufaktur ramping (lean manufacturing)
Seri (9): Siklus Konversi - Pembiayaan berbasis aktivitas (activity-based costing - ABC)
Seri (10): Siklus Konversi - Akuntansi aliran nilai (Value Stream Accounting)
Seri (11): Siklus Konversi - Sistem informasi yang menunjang manufaktur ramping
Seri (12): Siklus Konversi - Kesimpulan
Seri (1): Siklus Konversi
Seri (2): Siklus Konversi - Lingkungan manufaktur tradisional
Seri (3): Siklus Konversi - Aktivitas-aktivitas dalam batch production
Seri (4): Siklus Konversi - Aktivitas-aktivitas dalam akuntansi biaya
Seri (5): Siklus Konversi - Pengendalian-pengendalian dalam lingkungan tradisional
Seri (6): Siklus Konversi - Perusahaan kelas dunia dan manufaktur ramping (lean manufacturing)
Seri (7): Siklus Konversi - Berbagai macam teknik dan teknologi yang digunakan dalam lean manufacturing
Seri (8): Siklus Konversi - Akuntansi dalam lingkungan manufaktur ramping (lean manufacturing)
Seri (9): Siklus Konversi - Pembiayaan berbasis aktivitas (activity-based costing - ABC)
Seri (10): Siklus Konversi - Akuntansi aliran nilai (Value Stream Accounting)
Seri (11): Siklus Konversi - Sistem informasi yang menunjang manufaktur ramping
Seri (12): Siklus Konversi - Kesimpulan
Comments
Post a Comment