Siklus Konversi - Seri (1)

Siklus konversi adalah proses mengubah semua sumber daya input, seperti bahan mentah, tenaga kerja, pengeluaran-pengeluaran tambahan (seperti listrik, air, sewa gedung, pajak) menjadi barang jadi atau jasa yang siap dijual. Siklus konversi secara konsep pasti ada di semua organisasi, baik organisasi yang tergolong dalam industri jasa atau industri retail. Namun demikian yang paling terlihat jelas adalah dalam industri manufaktur, dimana akan kita bahas dalam bab ini.  Kita mulai dengan review terhadap model produksi batch tradisional, yang terdiri dari empat proses dasar: (1) merencanakan dan mengontrol produksi, (2) melaksanakan pengerjaan produksi, (3) menjaga/mempertahankan kontrol inventori/persediaan, dan (4) melaksanakan pengerjaan akuntansi biaya.

Diskusi ini akan berfokus pada aktivitas-aktivitas, dokumen-dokumen, dan pengendalian yang berkaitan dengan proses-proses tradisional tersebut. Diskusi kemudian akan membahas teknik-teknik dan teknologi manufaktur perusahan-perusahaan kelas dunia. Banyak perusahaan yang mengejar status ‘kelas-dunia’ menganut philosophy ‘lean manufacturing’ (manufaktur ramping). Pendekatan ini berasal dan berevolusi dari Toyota Production System (TPS). Tujuan dari lean manufacturing adalah untuk meningkatkan efisiensi dan efektiveness dalam desain produk, interaksi dengan supplier, proses pengerjaan pabrik, manajemen karyawan, dan relasi terhadap pelanggan. Kunci sukses terhadap lean manufacturing adalah tercapainya fleksibilitas dalam proses manufaktur yang melibatkan organisasi fisik dari fasilitas-fasilitas produksi dan penerapan teknologi yang otomatis, termasuk mesin-mesin CNC (computer numerical controlled), CIM (computer-integrated manufacturing), AS/RS (automated storage and retrieval systems), robotika, CAD (computer-aided design), CAM (computer-aided manufacturing). Diskusi kemudian membahas tentang penerapan teknik-teknik standar akuntansi biaya dalam lingkungan yang sangat terotomastis. Dua alternatif model akuntnasi yang didiskusikan adalah: (1) ABC (activity-based costing) dan (2) value stream accounting. Bab ini akan ditutup dengan diskusi mengenai sistem informasi yang pada umumnya terkait dengan perusahaan-perusahaan ‘kelas-dunia’ dan yang menerapkan lean manufacturing. Sistem MRP (Materials Requirements Planning) biasanya digunakan untuk menentukan berapa banyak bahan mentah yang perlu diisikan untuk proses produksi. MRP berevolusi menjadi MRP II dengan mengintegrasikan fungsi-fungsi tambahan dalam proses manufaktur seperti, penjualan, marketing, dan akuntansi. Sistem ERP (Enterprise Resource Planning) mengambil MRP II sebagai dasar untuk melangkah lebih jauh lagi dengan cara mengintegrasikan semua aspek bisnis ke dalam kumpulan aplikasi inti yang menggunakan database yang sama.

Link-link terkait:
Seri (1): Siklus Konversi
Seri (2): Siklus Konversi - Lingkungan manufaktur tradisional
Seri (3): Siklus Konversi - Aktivitas-aktivitas dalam batch production
Seri (4): Siklus Konversi - Aktivitas-aktivitas dalam akuntansi biaya
Seri (5): Siklus Konversi - Pengendalian-pengendalian dalam lingkungan tradisional
Seri (6): Siklus Konversi - Perusahaan kelas dunia dan manufaktur ramping (lean manufacturing)
Seri (7): Siklus Konversi - Berbagai macam teknik dan teknologi yang digunakan dalam lean manufacturing
Seri (8): Siklus Konversi - Akuntansi dalam lingkungan manufaktur ramping (lean manufacturing)
Seri (9): Siklus Konversi - Pembiayaan berbasis aktivitas (activity-based costing - ABC)
Seri (10): Siklus Konversi - Akuntansi aliran nilai (Value Stream Accounting)
Seri (11): Siklus Konversi - Sistem informasi yang menunjang manufaktur ramping
Seri (12): Siklus Konversi - Kesimpulan

No comments:

Post a Comment